Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspansi Bisnis Grup Bakrie, IRESS: Hati-hati!

Ekspansi Bisnis Grup Bakrie, IRESS: Hati-hati! Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan dibawah Grup Bakrie hampir selalu dibayangi isu negatif. Mulai dari utang jumbo, pengelolaan perusahaan yang mengedepankan gali lobang tutup lobang, hingga dugaan keterlibatan dalam kasus Jiwasraya.

Kasus Lapindo pun tak kunjung tuntas. Bahkan, seringkali proyeknya mangkrak sehingga terlilit utang seperti kasus tagihan utang Rp75 miliar dari KFC ke anak usaha Grup Bakrie bidang properti. 

Anak usaha lain yakni Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencatatkan utang hingga triwulan III 2020 senilai Rp 10,18 triliun, yang merupakan utang jangka pendek. Akibat banyak utang, saham saham Grup Bakrie seringkali disebut saham gocapan lantaran tidak likuid dan kinerjanya memble.

Dengan banyaknya sentimen negatif, banyak kalangan meminta publik harus berhati hati dalam mengambil keputusan terkait bisnis Grup Bakrie.

"Dari dulu sudah banyak pengalaman buruk terkait Grup Bakrie ini. Jadi publik harus hati-hati," ujar Marwan Batubara, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) ketika dihubungi wartawan, Kamis (27/5/2021).

Meskipun Grup Bakrie mengklaim akan mampu membayarkan utang dan memperbaiki kinerja seiring dengan peluang kenaikan penguatan harga batu bara, tetapi publik tetap harus hati-hati karena perusahaan ini memiliki masalah.

Karena, kata Marwan, sentimen negatif selalu membayangi Bakrie Group mulai utang yang menggunung dan kasus Lapindo yang saat ini masih menjadi preseden buruk.

Termasuk, kata Marwan juga kasus kasus yang merugikan nasabah, saham pun sering digadaikan.

"Nah publik harus berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait bisnis Grup Bakrie," beber dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: