Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pekan Terakhir Mei, BI Prediksi Inflasi 0,28 Persen

Pekan Terakhir Mei, BI Prediksi Inflasi 0,28 Persen Pedagang melayani pembeli ayam potong di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Senin (12/4/2021). Permintaan ayam potong pada hari perayaan tradisi Meugang di daerah itu melonjak hingga 100 persen dari hari sebelumnya sehingga mendorong kenaikan harga dari Rp22 ribu per kilogram naik menjadi Rp37 ribu per kilogram atau rata-rata dijual Rp75 ribu per ekor. | Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei Pemantauan Harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada minggu IV Mei 2021 menunjukkan perkembangan harga pada minggu IV Mei 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,28% (mtm).  

"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2021 secara tahun kalender sebesar 0,86% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,64% (yoy)," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (28/5/2021).

Erwin menuturkan, penyumbang utama inflasi Mei 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas angkutan antarkota sebesar 0,09% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,06% (mtm), daging sapi dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03% (mtm).

Baca Juga: Pekan Ketiga Mei 2021, BI Proyeksikan Inflasi 0,33%

Baca Juga: Bank Sentral Proyeksikan Potensi Inflasi di Mei 2021

Baca Juga: Benar-benar Ampuh, Kebijakan BI ini Bikin Suku Bunga Kredit Cepat Turun

"Kemudian jeruk dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02% (mtm), kelapa, kangkung, kentang, bayam, udang basah, ikan tongkol, ikan kembung dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm)," tambahnya.

Sementara itu, lanjut dia, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar -0,05% (mtm), serta telur ayam ras sebesar -0,01% (mtm).

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: