Perencanaan Hari Tua yang Matang Agar Tenang Jalani Hidup bagi Generasi Sandwich
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecerdasan finansial menjadi langkah utama untuk memutus rantai generasi sandwich. Dana pensiun dapat menjadi salah satu opsi terbaik bagi kita untuk tidak lagi bergantung kepada generasi berikutnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan setidaknya terdapat tiga manfaat dana pensiun. Pertama, menghindari jebakan generasi sandwich karena dengan mempersiapkan dana kebutuhan sejak dini, di masa tua tidak akan merepotkan anak maupun anggota keluarga lain.
Kedua, dana pensiun dapat menjadi bekal untuk menjalani masa pensiun karena pada usia tua pengeluaran akan lebih banyak dibandingkan dengan penghasilan. Lalu yang terakhir, dana pensiun dapat digunakan sebagai modal usaha karena setelah tidak bekerja dan memasuki masa pensiun, banyak orang mencoba mendapatkan penghasilan dari berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca Juga: Dukung Pelaku Jasa Keuangan Hadapi Tantangan Pasar, MDRT Bakal Gelar Temu Virtual dalam 15 Bahasa
Terdapat dua jenis dana pensiun, yakni Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Masyarakat umum, baik karyawan maupun pekerja mandiri, dapat mendaftarkan diri ke DPLK dan membayar iuran setiap bulannya untuk kemudian mencairkan uang pensiun sesuai iuran beserta pengembangannya. Dilansir dari data yang dirilis oleh OJK, dari 75 juta tenaga kerja di Indonesia, hanya 5,93% atau 4,4 juta orang yang terdaftar sebagai peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
"Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan dana hari tua. Beberapa di antaranya yang paling umum adalah menabung di bank, disalurkan untuk investasi maupun program DPLK. Dibandingkan dengan menabung di bank dan berinvestasi, DPLK merupakan “kendaraan” yang paling pas digunakan pekerja atau pengusaha untuk mempersiapkan ketersediaan dana di masa pensiun. Di samping bisa menjadi solusi keuangan bagi pensiunan atau ahli warisnya. Ketersediaan dana yang memadai saat pensiun secara berkesinambungan selama masa pensiun, tentu bermanfaat untuk membiayai hidup di hari tua saat sudah tidak memiliki penghasilan dan mampu mempertahankan gaya hidup seperti saat masih bekerja. Tidak hanya itu, Iuran DPLK yang disetor menjadi pengurang pajak penghasilan (PPh21) dan hasil investasi di DPLK pun bebas pajak serta dikelola secara professional dan transparan," ungkap Yoppy Indradi Setiabudi, Head of Group Pension & Credit Life Operation Allianz Life Indonesia.
Kebutuhan dana pensiun setiap orang tentunya berbeda. Oleh karena itu, penting untuk menghitung dan memperkirakan kebutuhan saat pensiun nanti. Yoppy mengatakan, “untuk menghitung dana pensiun, mulailah dengan menghitung pengeluaran rutin Anda setiap bulan dan kemudian tetapkan jangka waktu. Usia pensiun rata-rata yang berlaku di Indonesia ialah 55 tahun dengan angka harapan hidup orang Indonesia yang mencapai 70-75 tahun. Artinya, Anda perlu memenuhi kebutuhan hidup selama masa pensiun 15-20 tahun sebelum tutup usia.”
Terdapat skema sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung dana pensiun, yakni dengan mengalikan pengeluaran tahunan dengan angka 25. Apabila pengeluaran tahunan Anda adalah Rp100 juta, maka dana pensiun yang dibutuhkan adalah Rp100 juta dikali 25, yakni Rp2,5 miliar.
Angka ini merupakan dana pensiun yang dibutuhkan selama 25 tahun setelah pensiun dimulai. Selain menggunakan perhitungan di atas, Anda juga bisa menggunakan kalkulator pensiunan dari Allianz dengan mengunjungi laman ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti