Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Janji Manis Luhut: Kita Bakal Kurangi Buruh China

Janji Manis Luhut: Kita Bakal Kurangi Buruh China Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan

Purnawirawan jenderal ini tak menampik, selama ini banyak pertanyaan soal hubungan Indonesia-China. Termasuk keputusan pemerintah yang banyak menggandeng negeri Tirai Bambu itu untuk bekerja sama dalam sejumlah proyek. Jawaban Luhut simpel, karena teknologi yang dimiliki negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu.

Tak hanya itu, kata dia, dalam setiap hubungan bisnis, China tak segan berbagi kemampuan teknologinya kepada Indonesia.

“Sampai hari ini apa yang kita kerjakan sama-sama untung. Teknologi transfer jalan, perhitungan-perhitungan (bisnis) jalan, kementerian juga menciptakan lapangan kerja yang sangat besar,” bebernya.

Lantas, berapa sebenarnya TKA asal China yang ada di Indonesia? Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebut, ada 8.700 TKA asal China hingga 18 Mei 2021. Menurutnya, angka sebanyak itu tak lepas dari besaran investasi yang ditanamkan.

Kementerian Ketenagakerjaan telah menerbitkan izin kerja kepada 15.760 TKA pada periode Januari hingga 18 Mei 2021. Selain China, TKA dari negara lain yang ramai-ramai masuk ke Indonesia adalah Korea Selatan 1.600 orang, dan Jepang 1.400 orang.

Di luar tiga negara tersebut, ada pula TKA dari Filipina, Malaysia, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Thailand, dan sebagainya. Ida menegaskan, pemberian izinnya memenuhi ketentuan di masa pandemi. Selain juga, izin diberikan melalui rekomendasi kementerian/lembaga terkait. Prosesnya pun dilakukan secara terbuka, transparan, serta dilakukan check dan recheck sebelum izin diberikan.

Mungkinkan buruh China akan dibatasi? Pengamat Tenaga Kerja di Indonesia Marwan Batubara, pesimis dengan janji Luhut itu. Kata dia, mengurangi buruh asal China hanya sekedar basa-basi politik.

Menurutnya, kalo Luhut sungguh-sungguh, bukan hanya mengurangi, tetapi memproses pelanggaran hukum dan memberi sanksi terhadap TKA dan perusahaan yang mempekerjakan.

“Saya kira itu akan sulit terealisasi,” cetusnya saat dihubungi, tadi malam.

Marwan punya pandangan berbeda dengan Luhut soal manfaat kerjasama bisnis dengan China. Kata dia, kerja sama dengan China tidak banyak menguntungkan seperti yang disampaikan Luhut.

“Ada banyak kepentingan tersembunyi di balik kerja sama tersebut,” tuding aktivis Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI) ini.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: