Gawat, Nasionalis Garis Keras Didesak Lakukan Pembalasan Darah Yahudi dari Orang Arab
Kredit Foto: Instagram/Benjamin Netanyahu
'Anjing bersiul untuk kekerasan'
Politik Israel telah bergeser ke kanan di bawah Netanyahu, yang dikenal sebagai Bibi, dan diakhirinya pendudukan militer Israel di Tepi Barat dan blokade Jalur Gaza tampak jauh bagi sebagian besar pengamat.
Sekarang aliansi lintas partai berusaha untuk menggulingkan perdana menteri veteran setelah 12 tahun berturut-turut berkuasa, Ben-Gvir tetap setia kepada dermawannya.
"Saya ingin Bibi menjadi perdana menteri dan saya ingin berada di pemerintahan itu," katanya kepada AFP. "Saya ingin menarik pemerintah ke kanan."
Partai Ben-Gvir menyerukan "mengusir musuh Israel dari tanah kami" dan untuk mencaplok Tepi Barat, rumah bagi sekitar 2,8 juta orang Palestina. Meskipun dia adalah satu-satunya legislator di partainya, Ben-Gvir mendapat perhatian besar.
Dia memiliki jumlah penampilan media tertinggi ketiga dari semua politisi Israel pada bulan Maret dan April, menurut pemantau media Ifat. Dia juga ahli dalam berhubungan dengan pendukung secara online, kata aktivis internet Achiya Schatz, yang memantau sekitar 70 grup WhatsApp dan Telegram.
"Ketika datang untuk menciptakan jaringan menghindari polisi, menghindari hukum, anjing bersiul untuk kekerasan --dia adalah yang terbaik," kata Schatz. "Dalam kelompok ekstremis, dia adalah mesias."
Ben-Gvir baru-baru ini mengancam akan menuntut Facebook karena memblokir akun WhatsApp para pendukungnya, termasuk seorang aktivis yang kelompoknya mengadakan seruan bagi warga Yahudi untuk membawa senjata ke kota Lod, tempat warga Arab dan Yahudi bentrok.
"Datang dengan wajah tertutup. Kami tidak akan berurusan dengan polisi. Hanya dengan orang Arab," tulis salah satu anggota.
Facebook tidak menjawab pertanyaan AFP. Ben-Gvir, yang telah memberikan pembelaan hukum kepada orang-orang Yahudi Israel yang dituduh melakukan kejahatan mematikan terhadap warga Palestina, membenarkan pesan yang menghasut itu.
"Hukum di Israel mengatakan seseorang yang diserang diizinkan untuk membela diri," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto