Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengintip Proyek Pembangkit Nuklir Milik Bill Gates, Modalnya Capai Rp14 T!

Mengintip Proyek Pembangkit Nuklir Milik Bill Gates, Modalnya Capai Rp14 T! Bill Gates | Kredit Foto: Instagram Bill Gates
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan reaktor nuklir Bill Gates, TerraPower LLC beserta perusahaan pembangkit listrik PacifiCorp telah memilih Wyoming, AS untuk meluncurkan proyek reaktor Natrium pertama di lokasi tersebut. Hal itu disampaikan langsung oleh Gubernur Wyoming pada Rabu waktu setempat.

TerraPower didirikan oleh Gates sekitar 15 tahun yang lalu, dan perusahaan listrik PacifiCorp dimiliki oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffet. Mereka mengatakan lokasi proyek tersebut akan diumumkan pada akhir tahun.

Dilansir dari Reuters di Jakarta, Kamis (3/6/21) lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) ini direncanakan akan dibangun di lokasi pembangkit listrik bertenaga batu bara yang sudah pensiun.

Baca Juga: Skandal Panas Kanan-Kiri, Bill Gates Bukan Lagi Bapak Filantropi

Proyek ini menggunakan bahan bakar yang berbeda dari reaktor tradisional, beberapa orang menyebut sebagai teknologi bebas karbon yang dapat melengkapi sumber daya intermiten seperti angin dan matahari karena negara berusaha untuk mengurangi emisi yang menyebabkan perubahan iklim.

"Ini adalah jalur tercepat dan terjelas kami untuk menjadi negatif karbon," kata Gubernur Wyoming Mark Gordon. "Tenaga nuklir jelas merupakan bagian dari strategi energi saya yang sudah disebutkan di Wyoming," tambahnya. Wyoming merupakan negara bagian penghasil batu bara terbesar di negara itu.

Proyek ini memiliki reaktor cepat berpendingin natrium 345 megawatt dengan penyimpanan energi berbasis garam cair yang dapat meningkatkan output daya sistem hingga 500 MW selama permintaan daya puncak. Tahun lalu, TerraPower mengatakan bahwa pabrik tersebut akan menelan biaya sekitar USD1 miliar (Rp14 triliun).

Akhir tahun lalu, Departemen Energi AS memberikan TerraPower dana USD80 juta (Rp1,1 triliun) dalam pendanaan awal untuk mendemonstrasikan teknologi Natrium, dan departemen tersebut telah berkomitmen untuk mendanai tambahan di tahun-tahun mendatang yang bergantung pada alokasi kongres.

Chris Levesque, presiden dan CEO TerraPower, mengatakan pabrik percontohan akan memakan waktu sekitar tujuh tahun untuk dibangun, yakni sekitar tahun 2030.

"Kami membutuhkan energi bersih semacam ini di jaringan pada 2030-an," katanya kepada wartawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: