Laporan ke Polisi Bukan Isapan Jempol, Jubir UAH Ingatkan Akun YouTube 'Nakal'
Penceramah Ustaz Adi Hidayat (UAH) mau melaporkan pihak yang membuat narasi fitnah terhadapnya soal donasi bantuan Palestina. Juru Bicara UAH, Fahd Pahdepie, mengatakan ada banyak akun media sosial yang membangun narasi provokatif usai acara simbolis penyerahan donasi ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dia menyampaikan rencana UAH melaporkan ke polisi sebenarnya bukan niat lagi, tapi tengah berproses. Kata Fahd, tim UAH sedang mengumpulkan materi-materi yang diperlukan untuk membuat laporan. Namun, ia bilang UAH belum menyebut satu nama pun pihak yang akan dilaporkan ke polisi.
Baca Juga: Eko Kuntadhi Cuit Tanggal 25 Mei, Tiga Hari Kemudian UAH Baru Transfer Donasi Palestina
"Aktornya juga tidak disebutkan Ustaz Adi Hidayat. Jadi, sampai saat ini Ustaz Adi Hidayat belum pernah menyebutkan satu nama pun. Siapa dan apa yang dilakukan," ujar Fahd dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip VIVA pada Jumat, 4 Juni 2021.
Dia menjelaskan, setelah penyerahan donasi secara simbolis ke MUI, muncul narasi-narasi negatif menyerang UAH di media sosial. Menurutnya, narasi awal yang dibangun ada framing kecurigaan.
"Tapi, kan kita tahu percakapan di media sosial ini sangat keruh, dan kemudian di-spin, diarahkan kepada berbagai macam hal yang sifatnya membenturkan pihak-pihak. Sebetulnya pada awalnya berjalan begitu saja. Dan, tidak diperhatikan juga," jelas Fahd.
Pun, Fahd menyebut yang muncul kali pertama menyerang terbuka ke UAH adalah beberapa video di YouTube. Sejumlah akun YouTube membangun narasi fitnah bahwa UAH digambarkan sedang dirawat di rumah sakit karena azab menggelapkan uang donasi Palestina. Ada narasi fitnah lain yang menyerang UAH.
"Ada beberapa video Youtube di beberapa channel yang membuat thumbnail sedemikian rupa bahkan Ustaz Adi Hidayat di atas ranjang rumah sakit kena azab; menggelapkan Rp30 miliar, ditangkap polisi, dan lain sebagainya," ujar Fahd.
Menurut dia, akun-akun tersebut dalam menyerang UAH juga menggunakan nama-nama yang provokatif. "Selain judulnya dan thumbnail provokatif, namanya juga Suara Istana, Kabar Istana kemudian Suara Inspirasi," sebut Fahd.
Fahd menyampaikan dari akun YouTube itu bermula kegaduhan narasi fitnah yang kemudian bermunculan beberapa cuitan di Twitter. "Dari sini lah semua kegaduhan ini bermula kemudian muncul tweet. Kemudian, posting-posting di media sosial. Jadi, sebetulnya melihat persolan ini tidak selinear yang kita lihat," tuturnya.
Kemudian, ia menjelaskan selama penggalangan donasi, UAH dan Ma'had Islam Rafiatul Akhyar (MIRA) juga aktif menyampaikan update secara berkala. Fahd mengungkap dana yang terkumpul untuk Palestina itu sudah mencapai Rp30.880.110.889.54.
"Jadi, ini semua disampaikan secara berkala. Di video-video, di berbagai kesempatan. Yang menarik adalah bank dibuka, kemudian dokumen kantor akuntan publik dibuka sejak awal. Memang sejak awal diniatkan untuk terbuka. Bahkan, sebetulnya day by day bisa dicek," kata Fahd.
UAH akan melaporkan pihak yang membangun narasi fitnah di media sosial ke polisi. Narasi fitnah itu seolah-olah UAH menggelapkan donasi bantuan Palestina yang sudah digalangnya. Dalam penggalangan donasi ini, terkumpul bantuan dari rakyat Indonesia sebesar Rp30,88 miliar.
UAH pun sudah menyalurkan sebagian donasi itu melalui MUI dan langsung ke Dubes Palestina di Indonesia Zuhair Al-Shun. Sisanya, disalurkan melalui Baznas sebagai bantuan mendukung pelajar Palestina.
Namun, penggalangan dana UAH mendapat tanggapan dari sejumlah netizen seperti misalnya Eko Kuntadhi. Melalui cuitan di akun Twitternya, @eko_kuntadhi menulis narasi miring bahwa donasi ke Palestina yang digalang UAH, tapi hanya disalurkan sebagian.
Eko dalam cuitannya itu menulis sumbangan yang digalang dan diterima UAH sebenarnya dua kali lipat. "Alhamdulillah. Terkumpul Rp60 m, diserahkan Rp14 m," kata Eko yang menyertai tangkapan layar dua berita terkait donasi Palestina yang digalang UAH.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: