- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Manfaat Mutualisme, Berikut Perusahaan yang Mengembangkan Integrasi Sawit-Sapi
Program pengembangan integrasi sawit-sapi merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mendorong produksi sapi di tengah keterbatasan lahan penggembalan. Tidak hanya itu, dari kebun sawit juga dapat dimanfaatkan pelepah dan tandan kosong sebagai pakan sapi serta kotoran sapi yang dapat dijadikan kompos pembenah tanah.
Secara umum, "perkawinan" sawit-sapi ini mampu memberikan dampak besar yang bukan hanya terhadap peningkatan produktivitas sawit dan sapi, melainkan juga perbaikan lingkungan. Data Ditjen Perkebunan mencatat, terdapat 12 perusahaan/badan usaha yang telah melakukan integrasi sawit-sapi dengan 109.859 hektare lahan sawit dan populasi sapi sebanyak 43.546 ekor yang terdiri dari pembiakan 23.146 ekor dan penggemukan 20.400 ekor.
Baca Juga: Komitmen Keberlanjutan Industri Sawit Paling Unggul
"Terkait integrasi sawit-sapi, sebetulnya sudah diidentifikasi potensi lahan yang bisa digunakan untuk kegiatan ini," kata Koordinator Kelapa Sawit, Ditjen Perkebunan, Agus Hartono, seperti dikutip dari mediaperkebunan.id.
Tiga badan usaha swasta terbesar yang telah mengintegrasikan sawit-sapi tersebut adalah PT Agro Menara Rachmat dengan lahan sawit seluas 50.000 hektare di Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah dan Kabupaten Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan populasi sapi sebanyak 17.000 ekor terdiri dari pembiakan 7.000 ekor, penggemukan 10.000 ekor.
Selanjutnya, PT Sulung Ranch (anak perusahaan PT Citra Borneo Indah) dengan luas lahan sawit 12.000 hektare dengan populasi sapi 16.315 ekor terdiri dari pembiakan 6.315 ekor, penggemukan 10.000 ekor. Kemudian PT Superindo Utama Jaya, luas lahan sawit 2.602 hektare di Kabupaten Lampung Utara dengan populasi sapi Brahman Cross yang dibiakkan sebanyak 3.400 ekor, dengan rincian pembiakan 3.100 ekor, penggemukan 300 ekor.
Sembilan perusahan lainnya adalah PT Agricinal; PT Bio Nusantara Teknologi; PT Buana Karya Bhakti; PT Kalteng Palma Andini Lestari; PT Cahaya Abadi Petani (Badan Usaha Milik Petani); PT Putra Bangka Mandiri; KUD Tani Subur; dan PT Steelindo Wahana Perkasa.
Meskipun dalam pelaksanaan program integrasi sawit-sapi masih menghadapi kendala, Agus mengatakan, pemerintah mendorong perusahaan untuk mengembangkan pola kemitraan dalam usaha integrasi sawit-sapi dengan pendampingan teknis budi daya, operasional, dan bisnis.
"Selain itu, perlu adanya insentif bagi pelaku usaha agar usaha ternak sapi di kebun sawit berjalan," kata Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: