Bravo, Houthi Umumkan Sukses Menangkap Mata-Mata Mossad di Yaman
Juru bicara Houthi Brigjen Yahya Saree, melansir Kantor Berita Iran, Fars, Selasa (8/6/2021) mengumumkan bahwa pihaknya menangkap mata-mata Mossad Israel di Yaman. Houthi, lanjutnya, akan merilis dokumen selama beberapa hari ke depan tentang operasi mata-mata di negara itu.
Kelompok teroris akan merilis film dokumenter berjudul "Mata-Mata Mossad di Yaman" yang "mengungkapkan, dalam dokumen, bagian dari intervensi Israel di [Yaman], rencana untuk menargetkan Yaman secara militer dan rahasia lainnya terungkap untuk pertama kalinya," kata Sari, dilansir Jerussalem Post, Rabu (9/6/2021).
Baca Juga: Serangan Rudal Balistik Houthi ke Saudi Dikecam Negara-negara Teluk
Houthi Yaman telah mengancam Israel di masa lalu, termasuk ancaman untuk menyerang kapal-kapal Israel di Laut Merah dan menembakkan roket dan drone ke Israel.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Hizbullah berhubungan dengan "siapa saja yang bersedia menjadi bagian dari persamaan regional ini," menambahkan bahwa Yaman adalah hasil pertama dari upaya ini setelah kelompok teroris Houthi mengumumkan bahwa mereka akan bertindak untuk "perlindungan Yerusalem."
Pekan lalu, Houthi menyatakan kemarahan atas laporan bahwa turis Israel telah mengunjungi pulau Socotra di lepas pantai Yaman melalui Uni Emirat Arab, dengan mengatakan bahwa ini "bertentangan dengan hukum internasional, karena Socotra adalah Yaman dan diduduki oleh koalisi," menurut laporan berbahasa Arab.
Mukhtar Al-Rahbi, seorang penasihat menteri informasi Yaman, mengklaim dalam sebuah tweet baru-baru ini bahwa UEA telah mengirim komandan militer ke Socotra dan telah mengizinkan turis asing dari "kebangsaan yang berbeda" untuk mengunjungi pulau itu, menurut Anadolu Agency.
Kantor Berita Fars mengklaim pada Selasa (8/6/2021), bahwa UEA dan Israel bekerja sama untuk membangun pangkalan intelijen di Socotra. Laporan serupa telah dikeluarkan di masa lalu tentang dugaan upaya membangun pangkalan udara di pulau Mayun, juga di lepas pantai Yaman. UEA juga dituduh berada di balik pembangunan pangkalan itu.
Koalisi pimpinan Saudi yang bertempur di Yaman menyebut laporan pasukan Emirat di Mayun dan Socotra "tidak berdasar," mengatakan bahwa semua peralatan di Mayun berada di bawah kendali koalisi, menurut Khaleej Times.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto