Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Covid-19 di Jakarta Menggila, Gimana Nih Pak Anies Baswedan?

Kasus Covid-19 di Jakarta Menggila, Gimana Nih Pak Anies Baswedan? Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan kepada media usai mengikuti apel bersama Penegakan Pendisiplinan PPKM Berskala Micro TA 2021 di Jakarta, Minggu (13/6/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, apel kesiapan tersebut dilakukan terkait dengan adanya penambahan kasus COVID-19 di Jakarta yang tinggi dalam satu pekan terakhir yaitu dari 11.500 pada 6 Juni lalu menjadi 17.400 per Minggu (13/6/2021). | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengemukakan, kasus Covid-19 di Jakarta mengalami kenaikan secara sangat signifikan dalam dua minggu terakhir ini.

Tahun lalu, kata Anies, kasus Covid-19 mencapai puncaknya pada Februari dengan kenaikan bertahap pelan-pelan, sementara sekarang eksponensial. Misalnya, lanjut Anies, awal total 10 kasus, lalu 1.000 kasus, lompat 1.500, lalu 2.000, kemudian 3.000 bahkan sekarang 5.000 kasus baru.

Baca Juga: Kapolri Minta Pemprov Jakarta Segera Siapkan 31 Wilayah Isolasi

"Ini diduga ada dua faktor, satu adalah varian baru, proses penularan cepat. Kedua adalah kembalinya arus mudik ketika mulai 1 Juni kita selesai menutup perbatasan dari pengetatan. Nah, ini kemudian yang sekarang sedang kita alami," ujar Anies, Selasa (22/6/2021).

Untuk penanganan dalam jangka pendek, menurut Anies, yaitu menangani mereka yang terpapar. Jakarta saat ini memiliki lebih dari 30 ribu kasus aktif. Penanganan yang paling mendasar, menurut Anies, pertama menyiapkan tempat isolasi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan tambahan tempat isolasi yaitu rumah susun (rusun) yang belum terpakai.

Kedua, meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk pasien yang berat atau kritis. Ketiga, pengetatan. Anies meminta kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas yang bukan merupakan kebutuhan pokok dan tidak mendesak.

"Jadi, jangka pendek adalah penanganan mereka yang terpapar, jangka menengah bersama-sama mengurangi aktivitas yang bukan mendesak," ujarnya.

Anies mengingatkan, "Ini bukan angka statistik saja ketika ada 5.000 kasus baru, 5.000 itu 5.000 orang. Punya keluarga, saudara, anak, ayah. Mereka-mereka itu ketika positif merasakan seluruh keluarganya ketegangan apalagi kalau orang tua ada komorbid."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: