Iran Lontarkan Tuduhan Campur Tangan Amerika dalam Pemilunya, Cukup Keras dan Buktinya...
Dalam konferensi pers perdananya pada Senin (21/6/2021), Raisi ditanya mengenai kesediaan bertemu Biden untuk menyelesaikan perselisihan antara AS dan Iran jika Washington mencabut sanksi terhadap Teheran. Raisi menjawab dengan tegas, "Tidak".
Dia mendesak AS kembali ke kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dan mencabut semua sanksi terhadap Iran.
"Semua sanksi yang dijatuhkan kepada Iran harus dicabut dan diverifikasi oleh Teheran," katanya seperti dikutip laman Al Arabiya.
Raisi menegaskan kembali posisi Iran bahwa program rudal balistik dan dukungannya terhadap milisi regional tidak dapat dinegosiasikan. Saat ditanya mengenai keterlibatannya dalam eksekusi massal tahanan politik Iran pada 1988, Raisi menggambarkan dirinya sebagai pembela hak asasi manusia (HAM).
"Jika seorang jaksa membela hak-hak rakyat dan keamanan masyarakat, dia harus dipuji dan didorong. Saya bangga telah membela keamanan di mana pun saya berada sebagai jaksa," kata Raisi yang merupakan wakil jaksa Teheran pada 1988.
Presiden AS Joe Biden juga disebut tak memiliki rencana untuk bertemu Raisi. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengungkapkan, salah satu alasan mengapa Biden tak berencana menemui Raisi karena pembuat keputusan utama di Teheran adalah dan tetap pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Psaki pun menyinggung negosiasi tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) yang sedang berlangsung di Wina, Austria. Psaki mengatakan, para perunding telah menyelesaikan putaran keenam pembicaraan. Saat ini Gedung Putih menunggu perkembangannya.
"(Kami) menantikan untuk melihat ke mana arahnya," ujar Psaki, Senin (21/6/2021).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto