Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diam-diam Punya Duit Rp2.456 Triliun, Harta Bill Gates Ternyata Dikelola Pria Ini!

Diam-diam Punya Duit Rp2.456 Triliun, Harta Bill Gates Ternyata Dikelola Pria Ini! Kredit Foto: Getty Images/Scott Olson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Bill Gates, sang pendiri Microsoft masih dalam sorotan terkait perceraiannya dengan mantan istrinya, Melinda French Gates. Fakta baru pun terungkap, dengan kekayaan USD126,7 miliar (Rp1.829 triliun), kekayaan Bill Gates dikelola oleh seseorang bernama Michael Larson, selama hampir tiga dekade.

Dilansir dari The Print di Jakarta, Kamis (24/6/21) tugas utama Michael Larson adalah menjaga kekayaan Bill Gates dari sorotan media dan berita utama. Semua dirancang dengan hati-hati untuk melinduni Bill Gates dan Melinda dari kritik tajam. Bahkan, nama perusahaan investasinya pun terdengar umum dan tidak mencolok.

Sayangnya, Larson ikut kena skandal pelecehan dan menggertak beberapa karyawan. Seorang juru bicara mengatakan bahwa Bill and Melinda Gates Investments yang beranggotakan 100 orang dan dipimpin oleh Larson, mengubah namanya menjadi Cascade Asset Management Co. Moniker itu sangat mirip dengan Cascade Investment , yang secara historis merupakan bagian dari BMGI yang mengelola kekayaan pribadi keluarga Gates.

Baca Juga: Bikin Kaget, Warren Buffett Umumkan Mundur dari Yayasan Bill Gates sambil Donasi Hampir Rp60 T!

Rebranding menjadi langkah terbaru dalam kisah yang sedang berlangsung pada salah satu kekayaan terbesar di dunia ketika Gates dan French Gates menyelesaikan perceraian mereka. Larson dipekerjakan oleh miliarder Microsoft Corp. pada pertengahan 1990-an untuk mengawasi kekayaan itu.

Bloomberg News memperkirakan bahwa portofolio Gates di tangan Larson bernilai USD170 miliar (Rp2.456 triliun) selama bertahun-tahun menghasilkan pengembalian yang mengalahkan pasar saham.

Bagian dari pekerjaan Larson adalah membantu Bill Gates menegakkan citranya sebagai miliarder yang mengabdikan diri untuk mengatasi tantangan dunia, daripada membuat langkah berani yang dapat menarik perhatian.

Skandal Larson pun telah diakui oleh Larson sendiri yang mengatakan bahwa dia terkadang menggunakan bahasa kasar, seperti yang dituduhkan dalam laporan New York Times. Namun, ia membantah memperlakukan staf dengan buruk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: