Soal Tawaran Grasi ke Habib Rizieq, Rocky Gerung Seret-Seret Nama Presiden Jokowi
Pengamat politik Rocky Gerung berpendapat soal mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) yang menolak opsi untuk meminta grasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Rocky, hal itu menunjukkan bahwa hukum dilihat sebagai peralatan politik.
"Hakim itu kini menjadi alat dari kekuasaan. Kita bisa lihat hakim menginginkan terdakwa itu untuk minta maaf saja," ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, belum lama ini.
Baca Juga: Pakar Bongkar Kekuatan Habib Rizieq di 2024 Meski Masuk Bui
Rocky mengatakan bahwa grasi hanya berlaku untuk hukuman pidana minimal dua tahun. Namun, para terdakwa dalam sidang itu yang hanya menerima hukuman selama satu tahun juga ditawarkan grasi oleh hakim.
"Jangan-jangan nanti hukuman dua hari itu harus minta grasi juga? Ini adalah kekacauan," katanya.
Filsuf itu menilai bahwa tawaran grasi dari hakim adalah bentuk kegelisahan. "Hakim menyuruh terdakwa untuk cepat-cepat minta maaf agar tugasnya cepat selesai," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rocky memaparkan bahwa hakim tak lagi paham istilah dari grasi.
"Hakim anggap Jokowi harus tunjukkan diri sebagai pemaaf dan bisa menunjukkan kewibawaannya," paparnya.
Baca Juga: Habib Rizieq Jadi Target Pemerintahan Jokowi? Akademisi Bilang...
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo