Sebuah sekolah menengah swasta yang berbasis di dekat kota Kano di Nigeria telah mengumumkan akan menerima pembayaran untuk biaya sekolah dalam mata uang kripto di tengah bank sentral negara itu melarang lembaga keuangan yang menyediakan layanan untuk pertukaran kripto.
Dilansir dari Cointelegraph (28/6/2021), direktur Akademi Sains Oxford Baru di pinggiran Kano di Chiranchi akan mengizinkan siswa membayar biaya sekolah dalam crypto. Sabi'u Musa Haruna, yang mulai bekerja di sekolah tersebut pada tahun 2017, mendesak pemerintah Nigeria untuk merangkul dan mengatur cryptocurrency, tetapi tampaknya menyiratkan bahwa dia tidak akan menunggu dengan langkah terbaru ini.
Baca Juga: Kripto Belum Mati! Elon Musk dan Jack Dorsey Bakal Buka-Bukaan soal Bitcoin!
“Kami telah memutuskan untuk menerima cryptocurrency sebagai biaya sekolah, karena dunia saat ini condong ke arah sistem. Kami percaya suatu hari uang digital akan mendapatkan lebih banyak penerimaan daripada uang kertas,” kata Haruna.
Haruna mengutip contoh negara-negara seperti El Salvador dan Tanzania yang memperluas opsi pembayaran untuk pengguna crypto. Negara Amerika Latin El Salvador akan mulai menerima Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh negeri mulai 7 September setelah pengesahan RUU pro-crypto.
Di seluruh dunia, bank sentral Tanzania mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah mulai mengerjakan arahan dari pemerintah yang pada akhirnya dapat membatalkan larangan negara terhadap crypto.
Direktur sekolah tidak secara eksplisit mengatakan token mana yang akan diterima untuk pembayaran. Namun, minat publik seputar Bitcoin di Nigeria seringkali lebih kuat daripada di negara lain. Menurut data dari Google Trends, negara Afrika itu menempati urutan pertama di antara pencarian BTC, dengan Austria, Turki dan Swiss berada di urutan kedua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: