Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dituduh Mata-matai Acara Berita Nasional, Begini Jawaban Intelijen Amerika

Dituduh Mata-matai Acara Berita Nasional, Begini Jawaban Intelijen Amerika Kredit Foto: Getty Images/Chip Somodevilla
Warta Ekonomi, Washington -

Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan telah memata-matai pembawa acara Fox News, Tucker Carlson. Carlson mengatakan NSA ingin memaksanya berhenti siaran.

"Tuduhan itu tidak benar, Tucker Carlson tidak pernah menjadi sasaran intelijen NSA dan NSA tidak pernah berencana untuk menghentikan siaran programnya," kata NSA dalam pernyataan yang diunggah di Twitter, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: Intelijen Bilang Afghanistan Bakal Kolaps Kurang dari Setahun Setelah Amerika Angkat Kaki

Tuduhan itu Carlson sampaikan dalam siarannya pada Senin (28/6/2021) malam lalu. Komentator politik dari kubu konservatif itu mengatakan pembocor rahasia melaporkan saat ini NSA memantau komunikasi elektroniknya dan berencana untuk membocorkannya untuk menghentikan siarannya.

"NSA mengambil informasi tanpa sepengetahuan kami dan itu untuk alasan politik, pemerintahan (Presiden Joe) Biden memata-matai kami, kami telah mengkonfirmasinya," katanya.

Di Twitter, NSA mengatakan misi mereka adalah melakukan intelijen pada negara asing. Mereka tidak dapat memata-matai warga AS tanpa perintah pengadilan kecuali dengan batasan tertentu.

Pada Selasa (29/6/2021) kemarin dalam programnya, Carlson mengatakan pernyataan NSA tidak menjawab tuduhan lembaga tersebut membaca email-emailnya. Sementara, Fox News tidak berkomentar.

Bulan Maret lalu Pentagon mengatakan Carlson 'pada dasarnya merendahkan seluruh militer AS'. Setelah ia mencela semakin banyaknya jumlah prajurit perempuan.

Organisasi anti-kebencian internasional, Anti-Defamation League mendesak Carlson diberhentikan. Pernyataan mereka yang disampaikan bulan April lalu League mengatakan Carlson 'menyuarakan teori konspirasi supremasi kulit putih dan anti-semit'. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: