Penerjemah Amerika Tiru Teroris Afghanistan: Kami Temukan Anda dan Kami Akan Bunuh Anda!
Omid Mahmoodi mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa tentara Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Dia mengatakan kepada CBS News bahwa orang AS yang bekerja dengannya tampaknya memahami itu, dan menghargainya.
"Ketika saya datang ke pangkalan, semua penasihat AS, mereka memeluk saya dan mencium saya dan mereka mengatakan kepada saya, 'Mulai sekarang, Anda bukan penerjemah kami, mulai sekarang Anda adalah saudara saya,'" kata Mahmoodi, dikutip dari CBS News, Kamis (1/7/2021).
Baca Juga: Masa Aktif di Afghanistan Masuki Babak Akhir, Militer Jerman Akhirnya Pulang Kampung
Sekarang hidup Mahmoodi dipertaruhkan lagi. Dia kehabisan waktu untuk teman-teman lamanya dan saudara-saudaranya untuk membalas niat baik, dan menyelamatkannya.
"Waktu hampir habis," katanya kepada koresponden CBS News, Charlie D'Agata. "Jika kita tertinggal, kita akan dibantai oleh Taliban."
Seorang kapten Angkatan Darat AS mengutip sebuah insiden ketika Mahmoodi mengidentifikasi seorang tentara Afghanistan yang berencana untuk membunuh pasukan Amerika. Kapten mengatakan tindakannya "tanpa ragu mencegah serangan."
Mahmoodi adalah salah satu dari 18.000 penerjemah di Afghanistan yang nasibnya tergantung pada keseimbangan ketika Departemen Luar Negeri bekerja untuk mencari cara agar mereka dan keluarga mereka keluar dari negara itu sesegera mungkin. Ini akan membutuhkan pengangkutan udara antara 60.000 dan 70.000 orang --tugas yang sangat besar.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan baru-baru ini bahwa mereka semua akan "direlokasi ke lokasi di luar Afghanistan sebelum kami menyelesaikan penarikan militer kami, pada bulan September, untuk menyelesaikan proses aplikasi visa."
Rencana yang muncul di Washington untuk mengevakuasi warga Afghanistan ke negara atau negara ketiga yang masih belum ditentukan tetap tidak jelas. Tapi ancaman pembunuhan Taliban yang dihadapi para penerjemah di Afghanistan sangat jelas, dan bersifat pribadi.
"Saya menerima banyak telepon dari mereka. Mereka mengatakan kepada saya: 'Segera kami akan datang ke Kabul dan kami akan menemukan Anda dan kami akan membunuh Anda," kata Mahmoodi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: