Timur Tengah Jadi Arena Perang Drone yang Sulit Ditebak, Bagaimana Mengawasinya?
Perlu aturan standar yang kuat
Salah satu kunci untuk menyelesaikan masalah drone yang berkembang di Timur Tengah adalah regulasi yang lebih baik. Agnes Callamard, mantan pelapor khusus PBB, memperingatkan bahwa dunia telah memasuki "zaman drone kedua ... ditandai dengan proliferasi drone bersenjata yang tidak terkendali, yang lebih tersembunyi, lebih cepat, lebih kecil, dan lebih mampu melakukan pembunuhan terarah daripada generasi sebelumnya."
Sampai Maret 2020, ada lebih dari 102 negara yang memiliki drone militer, dan diperkirakan 63 aktor non-negara. Agnes Callamard berpendapat bahwa negara-negara harus bekerja sama untuk membuat aturan baru yang akan mencakup "standar tegas untuk desain, ekspor, dan penggunaan drone" serta transfer teknologi militer terkait.
Apakah rezim pengaturan seperti itu akan berhasil di Timur Tengah? "Ketika sampai pada strategi militer, tampaknya yang paling efektif adalah menyerang titik-titik di mana sistem ini sedang diproduksi, atau dengan mengeluarkan mereka yang sangat terlatih untuk membuatnya,” kata James Rogers, profesor studi politik dan penasihat pemerintah Inggris tentang drone.
Fabian Hinz dan James Rogers setuju bahwa ekspor teknologi drone militer masih dapat dikendalikan, tapi hampir tidak mungkin mengatur apalagi menghentikan perdagangan drone kepada aktor non-negara yang berpotensi memiliki niat kriminal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: