Ancaman Serangan Rudal Iran, Amerika Tutup 3 Kamp Persenjataan Militer di Qatar
Amerika Serikat (AS) telah menutup pangkalan luas di Qatar yang pernah menyimpan gudang penuh persenjataan dan mentransfer sisa pasokan ke Yordania. Menurut para analis, langkah itu menempatkan AS untuk menangani lebih baik dengan Iran dan mencerminkan prioritas militer yang berubah di wilayah tersebut, lapor harian militer Stars and Stripes, Minggu (4/7/2021).
Pentagon telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali bahwa para pemimpin militer telah menutup Kamp Angkatan Darat AS As-Sayliyah-Main bulan lalu. Langkah itu dilakukan bersama dengan penutupan Kamp As-Sayliyah-Selatan, dan titik pasokan amunisi bernama Falcon.
Baca Juga: Ratusan Tentara Afghanistan Lari Tunggang-langgang saat Kota-kota Jatuh ke Tangan Taliban
Menurut pernyataan itu, Kamp As-Sayliyah berfungsi sebagai area pementasan maju untuk pasokan AS di Timur Tengah, dengan 27 gudang penyimpanan tank, pengangkut personel lapis baja dan berbagai peralatan.
Pasokan dari tiga pangkalan, serta misi dukungan yang berbasis di sana, sekarang menjadi bagian dari Area Support Group-Yordania, kata pernyataan Komando Pusat AS (CENTCOM).
Di mata para ahli, menutup pangkalan dan memindahkan misi ke Yordania dapat menguntungkan AS dalam potensi perselisihan dengan Iran melalui pengurangan ancaman serangan roket di kawasan Teluk dari milisi yang didukung Iran.
Ancaman serangan rudal terhadap pasukan AS seperti serangan tahun lalu di Pangkalan Udara al Asad, yang menyebabkan lebih dari 100 orang terluka, merupakan alat penting dalam strategi negosiasi Teheran.
Pemerintahan Biden, yang telah mengisyaratkan keinginan untuk merundingkan kesepakatan dengan Iran untuk memastikan negara itu tidak mengembangkan senjata nuklir, ingin dapat menyangkal Iran yang memanfaatkan negosiasi.
Departemen Pertahanan AS juga mengkonfirmasi bulan lalu bahwa mereka telah melepas baterai pertahanan rudal Patriot dan THAAD dengan kru mereka dari Teluk, beberapa di antaranya dikirim untuk pemeliharaan, sementara yang lain dikerahkan ke daerah baru.
Langkah tersebut mengikuti tingkat ancaman keamanan yang turun secara signifikan di kawasan dan sekutu AS menjadi lebih mampu menghadapi ancaman serangan rudal dan drone.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: