Jika Taliban Menang Perang, Perdamaian Bisa Lenyap? Para Ahli Bicara Kemungkinan Ini
Pada awal Oktober 2001, saat itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Colin Powell mengirim telegram ke utusannya di Pakistan. Isi pesannya memerintahkan utusan itu untuk menyampaikan pesan kepada kepala Taliban melalui perantara Pakistan, "berhenti menyembunyikan al Qaeda atau yang lain."
Pesan tersebut, menurut Foreign Policy, Rabu (7/7/2021), yang disalurkan melalui Duta Besar AS untuk Pakistan Wendy Chamberlin kepada pemimpin Taliban Mullah Mohammed Omar, datang beberapa hari sebelum invasi AS ke Afghanistan. Itu terjadi di tengah kekhawatiran al Qaeda merencanakan lebih banyak serangan teroris di tanah AS setelah 11 September.
Baca Juga: Iran Jadi Fasilitator Perundingan Delegasi Afghanistan dan Taliban
“Kami akan meminta para pemimpin Taliban secara pribadi bertanggung jawab atas tindakan semacam itu. Setiap pilar rezim Taliban akan dihancurkan,” tulis sumber tersebut.
Sekarang, dua dekade kemudian, perang AS di Afghanistan akan segera berakhir. Dan Taliban, yang pernah diancam secara blak-blakan oleh Washington dengan pemusnahan total, tidak pernah menjadi lebih kuat.
Pasukan Taliban telah menguasai sekitar 188 dari 407 distrik Afghanistan. Mereka hampir menangkap lusinan lainnya. Beberapa pasukan pemerintah Afghanistan telah meninggalkan negara itu untuk menghindari kemajuan Taliban, mencari perlindungan di negara tetangga Tajikistan dan Uzbekistan.
Dan di tengah mundurnya, kelompok militan itu merebut kontainer yang penuh dengan senjata dan perangkat keras militer yang ditinggalkan oleh pasukan Afghanistan, dalam adegan yang beberapa ahli membandingkan dengan mundurnya pasukan Irak dari Negara Islam pada tahun 2014 yang mempercepat kebangkitan kekhalifahan Negara Islam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: