Anak-anak SBY Disemprit Parpol Koalisi Jokowi, Demokrat Belain: Kami Prihatin!
Partai Demokrat geregetan kritik pedasnya kepada pemerintah dinyinyirin barisan parpol koalisi. Partai berlambang Mercy ini menyebut wajar pihaknya memberikan kritik, apalagi pandemi Covid-19 saat ini sudah menggila dan pemerintah perlu berupaya lebih keras lagi.
“Memberikan kritik keras pemerintah terkait penanganan Covid-19 itu wajar-wajar saja. Kami prihatin atas situasi saat ini. Nyawa rakyat yang diperjuangkan ini,” ujar Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Pernyataan ini merupakan reaksi atas beragam pendapat partai koalisi tentang kritik keras yang dilontarkan dua putra SBY. Yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Baca Juga: Pernyataan Demokrat Kubu AHY Bikin Moeldoko Cs Makin Tersudut
AHY, mempertanyakan kemampuan pemerintah menyelamatkan rakyatnya dari Covid-19. Sedangkan Ibas, menyebut istilah failed nation alias bangsa yang gagal, akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya. Kritik pedas ini, langsung dibalas parpol koalisi pemerintah.
Herzaky menjelaskan, partainya menyayangkan sikap pendukung pemerintah ini. Karena bertolak belakang dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang menyatakan di negara demokratis itu mengkritik boleh-boleh saja.
“Tapi, para pendukung pemerintah begitu dikritik malah reaktif, berusaha mengalihkan perbincangan dari permasalahan utama, bahkan menyerang pihak-pihak yang memberikan masukan dan kritikan,” katanya.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat ini menyayangkan parpol koalisi pemerintah menyerang pribadi Ibas. Dia disebut-sebut jarang ikut rapat dan diminta kritik di Senayan saja. Ibas selama ini juga merupakan Ketua Fraksi Demokrat.
Herzaky menjamin, partainya sudah sering bersuara lantang di parlemen. Termasuk, saat rapat paripurna ke-22 Masa Persidangan V DPR Tahun Sidang 2020-2021 pada Selasa (6/7). Demokrat meminta izin bicara untuk memberikan masukan.
“Tapi, pemimpin sidang Rapat Paripurna sama sekali tidak memberikan kesempatan. Jadi, janganlah bahas-bahas, ayo suarakan di parlemen, di ruang sidang. Tapi begitu mau bicara, jangankan beradu argumen, kesempatan bicara pun tidak diberikan sama sekali,” cetusnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti