Bakal Dibolehkan Gak Bermasker dan Berkerumun, Inggris Merdeka dari Corona
Menurut Clarke, penambahan jumlah pasien Covid, meski tidak parah, hanya akan menambah beban di fasilitas kesehatan Inggris.
“Dan ini hanya akan membuat pasien penyakit lain merasa dinomor duakan,” warning Clarke.
Clarke mengingatkan kemungkinan penularan dari mutasi virus yang sudah ada. “Dan ini akan membuat program vaksinasi menjadi sia-sia. Terutama jika mutasi virus sudah kebal dengan vaksin yang ada,” lanjutnya.
Baca Juga: Jumlah Orang Divaksinasi Meningkat Tajam, Ikhtiar Bersama Lawan Pandemi Covid-19
Profesor psikologi sosial di Universitas Sussex, John Drury, mengatakan, meski Pemerintah mencabut pembatasan, namun masyarakat akan meneruskan gaya hidup baru.
“Beberapa orang akan terus memakai masker dan menjaga jarak. Meski orang lain akan menganggap mereka sebagai orang paranoid,” kata Drury.
Menurut Direktur lembaga opini publik, Deltapoll, Joe Twyman, jika situasinya semakin buruk, bisa merusak citra pemerintah.
“Ujung-ujungnya hanya akan merugikan PM Johnson yang berupaya membawa Inggris keluardari pandemi,” ujar Twyman.
Padahal, lanjutnya, Johnson berhasil membawa Inggris sebagai negara dengan program vaksinasi tercepat. [DAY]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti