Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rezim Kim Jong-un Pamer Data ke WHO: Kami Tes Ratusan Orang, Hasilnya Negatif!

Rezim Kim Jong-un Pamer Data ke WHO: Kami Tes Ratusan Orang, Hasilnya Negatif! Kim Jong-un. | Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Korea Utara (Korut) sekali lagi melaporkan tidak ada kasus COVID-19 di negara itu setelah menguji 696 orang tambahan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Laporan keluar ketika negara itu mengatakan kepada PBB pekan lalu bahwa kekurangan obat-obatan dan profesional kesehatan “tetap ada sebagai tantangan.”

Korut kini telah mengumpulkan total 66.142 sampel dari 33.208 orang untuk tes COVID-19, dengan semua hasil kembali negatif, menurut laporan situasi mingguan WHO yang diterbitkan pada Senin (19/7/2021). Sekitar 696 orang yang diuji dari 2-8 Juli termasuk 113 orang dengan penyakit mirip flu atau infeksi pernapasan akut yang parah dan 583 petugas kesehatan, kata laporan WHO.

Baca Juga: Mendalami Permasalahan Pelik Korut: Blokade Jalur China, Krisis Pangan, hingga Tolak Vaksin Asing

NK News melaporkan, rezim Kim Jong-un melaporkan sendiri data COVID-19 ke organisasi tersebut dan angkanya tidak dapat diverifikasi secara independen.

Pekan lalu, Pyongyang mengakui masalah yang masih ada di sektor medis dalam laporan kemajuannya yang pertama tentang kemajuan negara itu dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, atau SDGs.

“Kurangnya kapasitas tenaga kesehatan, rendahnya dasar teknis pabrik farmasi dan peralatan medis serta kekurangan obat-obatan esensial tetap menjadi tantangan,” tulis Korut dalam laporan Voluntary National Review (VNR).

Laporan itu menambahkan bahwa beberapa "pabrik farmasi, vaksinasi, dan peralatan medis" di negara itu tidak memenuhi standar WHO atau permintaan lokal.

Aliansi vaksin global Gavi telah berjanji untuk memberi Korut sekitar 1,7 juta vaksin AstraZeneca, tetapi Pyongyang dilaporkan gagal menyelesaikan langkah-langkah administratif yang diperlukan untuk menerima sumbangan tersebut.

Sebuah think tank Seoul yang berafiliasi dengan badan intelijen Korea Selatan (Korsel) juga mengklaim, tanpa mengutip sumber, bahwa Korut menolak vaksin AstraZeneca melalui inisiatif COVAX WHO karena kekhawatiran tentang potensi efek samping, dengan Pyongyang menunjukkan preferensi untuk vaksin Rusia.

Sementara itu, survei terbaru oleh Institut Korea untuk Unifikasi Nasional menemukan bahwa dukungan untuk bantuan COVID-19 untuk Korut menurun lebih dari 25 poin persentase dari tahun lalu menjadi 43,5% tahun ini.

Korsel telah menyatakan minatnya untuk menyumbangkan vaksin ke Korut, dan Rusia juga mengatakan bersedia memberikan bantuan terkait pandemi “jika diperlukan.”

Korut telah menutup pergerakan lintas batas dan sebagian besar perdagangan sejak pandemi COVID-19 dimulai awal tahun lalu.

Media pemerintah negara itu terus melaporkan upaya desinfeksi sambil memperingatkan warga tentang perlunya mempertahankan tindakan pencegahan. Pihak berwenang secara khusus menekankan bahaya varian Delta, yang telah berkontribusi pada lonjakan COVID-19 di Korsel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: