Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cemaskan Taliban, Presiden Rombak Pejabat, Menteri Pertahanan, hingga Panglima Militer Afghanistan

Cemaskan Taliban, Presiden Rombak Pejabat, Menteri Pertahanan, hingga Panglima Militer Afghanistan Kredit Foto: Getty Images
Warta Ekonomi, Kabul -

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah mengganti menteri dalam negeri, menteri pertahanan serta kepala staf militernya. Tindakan itu diambil di tengah meningkatnya korban di antara pasukan keamanan Afghanistan dalam pertempuran yang meningkat tajam dengan Taliban.

Perubahan itu, yang diumumkan Sabtu (17/9/2021) malam oleh istana presiden, terjadi saat pasukan keamanan Afghanistan memerangi Taliban di 28 dari 34 provinsi di negara itu. Dengan kelompok Islam garis keras mengklaim lebih banyak wilayah dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Taliban Membatu, Presiden Afghanistan Bicara Kemungkinan Strategi Baru Mengerikan

Reuters melaporkan, Bismillah Khan Mohammadi ditunjuk sebagai menteri pertahanan sementara menggantikan Asadullah Khalid, yang baru saja kembali ke negara itu setelah sakit berkepanjangan sementara Abdul Sattar Mirzakwal diangkat sebagai menteri dalam negeri baru menggantikan Hayatullah Hayat.

Seorang komandan senior di bawah mendiang pahlawan perlawanan anti-Soviet Ahmad Shah Massoud, Mohammadi telah memiliki karir militer yang panjang dan menjabat sebagai menteri dalam negeri, menteri pertahanan dan kepala staf militer di pemerintahan mantan presiden Hamid Karzai.

Jenderal Wali Mohammad Ahmadzai diangkat sebagai kepala staf militer yang baru, menggantikan Jenderal Yasin Zia, kata istana.

Pada Jumat (16/7/2021), 24 anggota tentara pasukan khusus Afghanistan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pertempuran untuk merebut kembali sebuah distrik yang direbut oleh Taliban di provinsi Faryab utara, kata pejabat keamanan.

Taliban telah melakukan kampanye selama berbulan-bulan untuk memperluas pengaruhnya di seluruh negeri ketika Amerika Serikat mulai menarik pasukan mulai 1 Mei dan menutup beberapa pangkalan dan menyerahkannya kepada pemerintah Afghanistan.

Sejak Amerika Serikat mengumumkan rencana pada April untuk menarik semua pasukannya pada 11 September, setidaknya 30 distrik telah direbut oleh Taliban.

Seorang pejabat keamanan yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan ada korban yang sangat tinggi di antara pasukan keamanan Afghanistan, warga sipil serta Taliban dalam beberapa pekan terakhir saat pertempuran sengit berkecamuk. Tidak ada detil lebih lanjut yang tersedia saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: