Sosok calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) sudah ramai diperbincangkan. Salah satu nama yang mencuat adalah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Elektabilitas AHY juga menjadi ulasan berbagai lembaga survei. Hasil survei Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menyatakan bahwa elektabilitas AHY berada di angka 8,8 persen.
Baca Juga: Bekas Orang Demokrat Gak Ada Takutnya, Ayah Mas AHY Main Film, Eh Dia Posting Video Buaya Gemuk
Selain itu, menurut Nyari Presiden (Nyapres 2024), AHY meraih hasil survei sebesar 40,44 persen sebagai Capres. Di sisi lain, Lembaga Analis dan Konsultan Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) hanya menyebutkan AHY punya kesempatan 15,51 persen. Ada pula hasil suara dari Voxpol Center yang menyatakan anak Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya elektabilitas sebesar 12,5 persen.
Elektabilitas AHY bukan tanpa tantangan. Pencalonan AHY yang disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dinyatakan tidak masuk akal. Hal ini seperti disebutkan oleh Direktur Indo Barometer, M Qodari.
"Sebenarnya agak halu atau halusinasi kalau menyebut pasangan AHY dengan Airlangga itu mengulangi kejayaan SBY dan JK ya. Karena elektabilitas AHY itu jauh berbeda dengan SBY di tahun 2004 yang lalu," kata Qodari dikutip GenPI.co pada Rabu (21/7/2021).
Qodari juga menyatakan bahwa AHY punya peluang menang yang berat. Ia justru tidak menyarankan Golkar tidak menyandingkan ketuanya dengan AHY karena popularitas AHY sendiri terbilang tanggung. Qodari juga menyarankan untuk Airlangga Hartarto memilih pasangan calon yang punya popularitas tinggi.
Apalagi, AHY sendiri juga belum punya pengalaman politik yang lama dan pengalaman sebagai pejabat negara. AHY bahkan tidak pernah menjadi menteri.
Sebagai politik, Airlangga sendiri sudah memiliki track record yang dianggap lebih baik dibandingkan AHY. Airlangga pernah duduk di DPR dan sekarang sedang menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Selain itu, juga Ketua Umum Partai Golkar.
Popularitasnya pun menjadi modal dan partai menggerakkan seluruh mesin partai untuk bertarung pada Pemilu 2024. Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana mendongkrak popularitas ini dan mengubahnya menjadi alasan masyarakat untuk memilihnya.
Selain itu, Qodari juga menyatakan AHY tidak bisa disamakan dengan SBY. Itu adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Partai Demokrat. AHY masih butuh pembuktian panjang untuk menjadi seorang presiden di mata masyarakat umum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum