Market sentiment atau sentimen pasar merupakan sikap investor terhadap keamanan atau pasar keuangan tertentu. Ini menjadi market tone, atau psikologi kerumunannya, seperti yang terungkap melalui aktivitas dan pergerakan harga sekuritas yang diperdagangkan di pasar tersebut. Secara umum, kenaikan harga mengindikasikan sentimen pasar bullish, sementara penurunan harga mengindikasikan sentimen pasar bearish.
Mari Mengenal Lebih Jauh Seputar Market Sentiment
Market sentiment, juga disebut "sentimen investor", tidak selalu didasarkan pada fundamental saja. Trader harian dan analis technical selalu mengandalkan sentimen pasar, karena hal itu mempengaruhi indikator teknis yang mereka gunakan untuk mengukur dan mendapat untung dari pergerakan harga jangka pendek yang sering kali disebabkan oleh sikap investor terhadap sekuritas.
Baca Juga: Apa Itu Sentiment Analysis?
Market sentiment juga penting bagi investor kontrarian yang suka melakukan trading dengan arah yang berlawanan dari konsensus yang berlaku. Misalnya, jika semua orang membeli, seorang yang melawan arus akan menjualnya.
Investor biasanya menggambarkan sentimen pasar sebagai bearish atau bullish. Saat bearish sedang memegang kendali, maka harga saham akan turun. Namun ketika bullish memegang kendali, harga saham akan naik. Emosi seringkali menggerakkan pasar saham, sehingga sentimen pasar tidak selalu identik dengan nilai fundamentalnya. Artinya, sentimen pasar adalah tentang perasaan dan emosi, sedangkan nilai fundamental adalah tentang kinerja bisnis.
Beberapa investor mendapat untung dengan menemukan saham yang dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan sentimen pasarnya. Mereka menggunakan berbagai indikator untuk mengukur sentimen pasar yang membantu menentukan saham terbaik untuk diperdagangkan. Indikator sentimen populer meliputi CBOE Volatility Index (VIX), High-Low Index, Bullish Percent Index (BPI), dan moving average.
Indikator untuk Mengukur Market Sentiment
VIX
VIX, juga dikenal sebagai indeks 'ketakutan', yang didorong oleh opsi harga. VIX yang meningkat dapat diartikan sebagai peningkatan kebutuhan akan asuransi di pasar. Jika trader merasa perlu untuk melindungi diri mereka dari risiko, itu adalah tanda peningkatan volatilitas. Trader akan menambahkan moving average ke VIX yang membantu menentukan apakah harga saham tersebut relatif tinggi atau rendah.
High-Low Index
High-Low Index akan membandingkan jumlah saham yang mencapai angka tertinggi dalam waktu 52 minggu dengan jumlah saham yang membuat posisi terendah selama 52 minggu. Ketika indeks berada di bawah 30, harga saham yang diperdagangkan mendekati posisi terendahnya, dan investor memiliki sentimen pasar bearish. Ketika indeks berada di atas 70, harga saham diperdagangkan sedang menuju level tertingginya, dan investor memiliki sentimen pasar bullish. Trader biasanya akan menerapkan indikator ke indeks dasar tertentu, seperti S&P 500, Nasdaq 100 atau NYSE Composite.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: