Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hei Haters Sawit! Ahli Nutrisi Amerika Serikat Katakan Sawit Mampu Sehatkan Otak

Hei Haters Sawit! Ahli Nutrisi Amerika Serikat Katakan Sawit Mampu Sehatkan Otak Pekerja menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit usai dipanen di Tebo Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (22/9/2020). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat nilai ekspor minyak sawit dan turunannya pada Juli 2020 meningkat 15 persen atau mengalami kenaikan sebesar 244 juta dolar AS, menjadi 1,86 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya. | Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli nutrisi sekaligus peneliti kesehatan berkewarganegaraan Amerika Serikat, Alan L Watson, mengeklaim bahwa minyak sawit memiliki khasiat sama dengan sejumlah bahan pangan lainnya seperti minyak hati ikan kod dan minyak zaitun. Tidak hanya menyehatkan tubuh, minyak sawit juga menyuplai gizi bagi otak.

"Menghindari produk olahan 'rendah lemak' dan minyak biji sayuran, sambil menekankan pentingnya mentega (ghee), lemak sapi, lemak ayam dan bebek, telur dan lemak babi, minyak kelapa dan kelapa sawit, minyak hati ikan cod, dan minyak zaitun murni, menyajikan diet #1 lipid yang melindungi, bahan bakar otak yang sehat," demikian cuitan Watson di akun Twitter-nya @dietheartnews seperti dikutip dari Elaeis.co.

Baca Juga: Berkompromi dengan Pandemi, Harga TBS Sawit di Provinsi Ini Makin Bersemi

Perlu diketahui, Watson merupakan penulis dua buku terkenal yang berjudul 21 Days to a Healthy Heart (2002) dan Cereal Killer, the unintended consequences of the low fat diet (2008).

Ungkapan tersebut mendapat apresiasi dari ahli gizi yang juga pakar minyak sawit dari Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Dr. Darmono Taniwiryono, yang memuji sikap Watson yang dari awal yakin bahwa minyak sawit justru menyehatkan.

"Dia melawan mafia dagang minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak biji rapa, yang dilegalisasi oleh pemerintah di negaranya sendiri dan diadopsi melalui regulasi. Bahkan, peneliti di sana digiring agar hasil penelitiannya mendukung arus besar tersebut," kata Darmono, kepada Elaeis.co.

Melihat hal ini, Darmono meminta produsen maupun konsumen dalam negeri tidak mencontoh sikap masyarakat Amerika Serikat yang menjelek-jelekkan sawit sambil memuji minyak nabati lainnya.

"Kita enggak perlu menjelek-jelekkan minyak kedelai, jagung, dan bunga rapa. Buat apa? Lebih bagus kita gunakan argumen Watson ini untuk disodorkan ke pihak antisawit sebagai bukti bahwa sawit punya banyak keunggulan," kata Darmono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: