Seluruh venue olahraga yang pembangunannya menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk perhelatan Pekan Olah raga Nasional (PON) XX di Papua telah selesai 100 persen.
Dengan demikian, penyelenggaraan gelaran olahraga nasional terbesar tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
"Kita tugasnya 4 venue kemudian ditambahkan lagi 4 lagi, jadi total ada 8 venue. Semua 100 persen kendala-kendalanya sudah teratasi untuk penyelenggaraan PON XX," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Venue Kelas Dunia PON XX Papua" pada Sabtu (24/7/2021).
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung PON XX Papua yang dilakukan oleh Kementerian PUPR sudah dilakukan secara cermat.
Dengan begitu, tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah dalam membangun sejumlah infrastruktur pendukung dalam perhelatan ajang bergensi olah raga tingkat nasional tersebut.
"Tidak ada apa tambahan-tambahan maintenance dan tambah-tambahan biaya, nggak ada. Meskipun pembangunan infrastruktur itu dilakukan ketika pandemi seperti saat ini," ujar Diana.
Meski di tengah pandemi sejumlah venue bahkan mendapatkan pengakuan dari organisasi luar dan dalam negeri.
Seperti, venue Aquatic yang mendapatkan sertifikasi atau pengakuan dunia dari Federation Internationale de Natation (FINA) atau organisasi induk federasi olahraga renang internasional pada pada 27 Juli 2020.
Kemudian venue Hockey Outdoor pun telah mengantongi sertifikasi atau pengakuan dari Federation Internationale de Hockey atau Federasi Hoki Internasional (FIH) beberapa waktu yang lalu.
Terakhir, Istora Papua Bangkit berhasil mencatatkan Rekor Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI) untuk 3 (tiga) kategori sekaligus.
"Ketiga kategori tersebut yaitu pertama, untuk struktur atap baja lengkung bentang terpanjang, atap tanpa sambungan dan baut mengerucut terluas berbentuk dome, dan instalasi terpanjang dan diameter terbesar textile duct," tutur Diana.
Sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2020, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya membangun 8 venue olahraga untuk mendukung penyelenggaraan PON XX Papua. Total pemerintah telah menggelontorkan biaya APBN sekitar sekitar Rp950 miliar.
Venue pertama yang dimaksud antara lain Arena Aquatic dibangun dengan biaya sebesar Rp401 miliar oleh PT Waskita Karya (Persero) dilengkapi dengan fasilitas pool sesuai standar Federation Internationale de Natation (FINA).
Kedua, Istora Papua Bangkit dibangun dengan biaya Rp278,5 miliar oleh PT PP (Persero) pada lahan seluas 33.016 m2 di kawasan Kampung Harapan.
Di kompleks ini terdapat juga Stadion Utama Lukas Enembe yang dilengkapi dengan fasilitas standar internasional dan sarana pendukung lain, seperti lapangan latihan/pemanasan dan area parkir.
Ketiga, arena Cricket (indoor dan outdoor) yang dibangun dengan biaya sebesar Rp288,3 miliar oleh PT Nindya pada lahan seluas 133.509 m2. Keempat, Venue Hockey Outdoor telah menerima sertifikasi dari Federasi Hoki Internasional (FIH) sebagai arena yang siap digunakan untuk pertandingan berskala Internasional.
Selanjutnya, lima, arena Sepatu Roda dibangun di atas lahan seluas 26.520 m2 dengan luas bangunan 6.067 m2 di daerah Bumi Perkemahan Waena, Kota Jayapura.
Beberapa sarana dan prasarana pendukung venue selesai dikerjakan seperti tribun berkapasitas 650 orang, sistem penerangan untuk lintasan 1.501 lux dan penerangan safe zone 449 lux, sistem tata suara, dan scoring board.
Enam, arena olahraga Dayung dibangun tidak jauh dari Jembatan merah Youtefa yang membentang di atas Teluk Youtefa. Pekerjaan venue Dayung diawali dengan pembangunan pengaman pantai berupa reklamasi seluas 10.000 m3 oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Ditjen Sumber Daya Air.
Di area reklamasi dibangun gudang perahu seluas 1.750 m2, ponton modular 521 m2, gangway 2 unit, dan 1 unit menara finish setinggi 14,4 meter. Sementara di area perairan dipasang 1 unit menara start, 5 unit menara pantau, 8 unit penanda jarak, 8 unit pancang penahan, dan 2 unit obstacle canoe slalom.
Lintasan dayung dibangun sepanjang 2.200 meter dengan lebar 81 meter (9 lintasan) dengan kontraktor pelaksana PT Nindya Karya (Persero) menggunakan biaya APBN sebesar Rp16,9 miliar.
Tujuh, arena Panahan dibangun di kawasan kompleks olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Venue ini dibangun di atas lahan seluas 40.863 m2 dan memiliki luas bangunan 1.217 m2 dengan landsekap pegunungan Cycloop yang menjadi daya tarik arena Panahan PON Papua.
Lokasi venue Panahan dilengkapi lapangan bertanding seluas 10.100 m2 dan lapangan latihan seluas 8.207 m2. Di mana pada lapangan tanding dilengkapi sistem pembuangan air di bawah lapangan, penerangan, dan tata suara.
Sebagian besar dari infrastruktur tersebut, lanjut Diana, sudah diserahterimakan kepada Pemerintah Provinsi Papua pada beberapa waktu yang lalu.
Dengan begitu, perawatan terhadap fasilitas-fasilitas olah raga yang telah dibangun itu dapat segera dilakukan sebelum dimulainya perhelatan PON XX Papua yang melibatkan atlet dari berbagai pelosok tanah air.
Kesepakatan antara pemerintah pusat dan daerah, akan membentuk UPTD yang khusus dalam melakukan perawatan terhadap infrastruktur-infrastruktur olah arag yang telah dibangun tersebut.
Peran pemerintah daerah sangat penting dalam memastikan fasilitas-fasilitas olah raga itu memndapatkan perawatan secara intensif, agar dapat dipergunakan kembali setiap saat.
"Perihal pembentukan UPTD ini sudah disepakati, sudah terbentuk tanggal 6 April yang lalu. Nantinya, selama penyelenggaraan PON yang ke 20 ini nanti pengelolaan sementara nanti akan dilakukan oleh PB PON," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: