Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nigeria Rencana Tes Mata Uang Digital pada Oktober

Nigeria Rencana Tes Mata Uang Digital pada Oktober Kredit Foto: Coingeek
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Sentral Nigeria (CBN) telah menjadi berita utama untuk tindakan anti-cryptocurrency-nya. Namun, lembaga tersebut minggu ini telah melipatgandakan investasi dan penelitiannya ke dalam teknologi yang mendasari crypto, blockchain, dan telah menetapkan tanggal yang jelas untuk skema percontohan mata uang digital bank sentral (CBDC) bertenaga blockchain.

Dilansir dari Cointelegraph (26/7/2021), pada 1 Oktober, CBN dilaporkan akan meluncurkan skema percontohan untuk "GIANT", sebuah proyek CBDC yang dikembangkan sejak 2017 yang berjalan pada blockchain Hyperledger Fabric sumber terbuka.

Baca Juga: India Mulai Pelajari Tahap Awal Rancang Mata Uang Digital Bank Sentral

Rakiya Mohammed, direktur teknologi informasi CBN, mengatakan bahwa bank mungkin melakukan proof-of-concept sebelum akhir tahun 2021. Dalam webinar minggu ini dengan para pemangku kepentingan, perwakilan CBN dilaporkan menekankan bahwa lembaga tersebut tidak boleh ketinggalan sementara luas mayoritas bank sentral di seluruh dunia membuat kemajuan dengan penelitian dan pengembangan CBDC mereka sendiri.

Di antara motivasi yang dikutip untuk proyek tersebut, CBN telah mencatat bahwa CBDC akan bermanfaat bagi manajemen makro dan pertumbuhan, dukungan perdagangan lintas batas dan inklusi keuangan.

Potensi manfaat masih dapat diperluas, dalam pandangan CBN, mulai dari efisiensi pembayaran dan pengiriman uang yang lebih tinggi, transmisi kebijakan moneter yang lebih baik, pengumpulan penerimaan pajak yang lebih baik, dan fasilitasi kebijakan sosial yang ditargetkan.

Bersamaan dengan CBN, Bank of Ghana pada musim panas ini telah bergerak cepat menuju tahap percontohan untuk mata uang digital bank sentralnya sendiri. Negara ini telah memosisikan dirinya sebagai pelopor dalam pengembangan CBDC di benua itu dan menganggap mata uang digital yang dikeluarkan bank sentral lebih unggul dan kurang berisiko daripada cryptocurrency terdesentralisasi.

Namun, kewaspadaan Ghana terhadap crypto dibayangi oleh tindakan Nigeria yang lebih agresif, yang mencakup larangan bank komersial dan lembaga keuangan lainnya untuk melayani pertukaran crypto. Meskipun demikian, adopsi Bitcoin (BTC) dan perdagangan peer-to-peer tetap tinggi di negara ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: