Jadi Pemilik Tol Swasta Terbesar, Jusuf Hamka: Ini Semua Gerak Allah, Bukan Kepintaran Saya
"Saya ingin membawa manfaat dengan menjadi wisata reliji. Dan Alhamdulillah sekarang sudah menjadi tempat wisata reliji. Banyak warga dari luar yang i'tikaf di masjid tersebut," ujar Jusuf.
Kemudian masjid yang kedua berdiri di depan pintu Ancol disumbang oleh Artha Graha Peduli dengan modal lebih dari Rp1 miliar.
"Dan yang nyumbang orang [agamanya] Budha, bukan Islam," tandas Jusuf. Dan yang ketiga dibangun di depan Tol Depok-Antasari.
Jusuf pun bermimpi untuk membangun 1.000 masjid dengan Chinese Look. Bukan untuk Cinanisasi, tetapi menjalankan amanah dari Buya Hamka.
"Berdakwahlah di kalangan Tionghoa. Ajaklah saudara-saudara Tionghoamu kembali ke agama leluhurnya yaitu Islam," ujar Jusuf mengutip perkataan Buya Hamka.
Jusuf mengaku saat itu ia kaget. Jusuf melanjutkan bahwa saat menjadi komunis, semua agama dihabiskan. Padahal, banyak orang China yang beragama Islam. Dan nasi kuning adalah bagian dari mengharumkan nama Islam yang selalu ingin Jusuf lakukan.
Nasi kuning ini adalah bagian sedekah dari Jusuf Hamka. Saat Jusuf berusia 60 tahun, ia memberikan stafnya uang Rp10 juta untuk memberi makan banyak orang setiap hari. Karena, setiap hari Tuhan memberinya rezeki.
"Alhamdulillah uang Rp10 juta itu gak pernah habis, bahkan surplus," tandas Jusuf Hamka.
Jusuf Hamka berujar ia memberikan harga nasi kuningnya Rp3 ribu karena tidak ingin memonopoli sedekah. Kalau ia menjualnya Rp3 ribu, ia membuat tukang parkir makan nasi kuning seharga Rp3 ribu dan membelikan kakek-kakek dengan tongkat makan nasi kuning itu pula.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: