Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disorot Luhut, Gibran Putra Jokowi Beri Jawaban: Yang Jelas...

Disorot Luhut, Gibran Putra Jokowi Beri Jawaban: Yang Jelas... Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komandan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luhut Binsar Pandjaitan tidak pandang bulu dalam mengevaluasi kasus corona di daerah. Kasus corona di Solo yang dipimpin putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga disorotnya. Penyebabnya, angka kematian di Solo Raya cukup tinggi. Disorot Luhut, Gibran pun menghubungi Luhut.

Sorotan itu disampaikan Luhut dalam keterangan resmi yang dibagikan ke media, Senin (26/7). Dalam keterangannya, Luhut menyatakan, memantau ketat penerapan PPKM Level 4 di Solo Raya dan DIY. Pasalnya, tren kasus terkonfirmasi di daerah itu masih sangat tinggi. Luhut ingin ada penguatan di sektor agar angka kematian di daerah itu bisa ditekan.

Baca Juga: Angka Testing Covid-19 di Surakarta Tertinggi Masuk 5 Besar, Gibran Buka Suara

Mendapat sorotan seperti itu, Gibran buka suara. Dia mengaku sudah menjelaskan kepada Luhut mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi. "Sudah saya jelaskan. Yang jelas, jumlahnya itu tidak setinggi yang dipaparkan oleh Pak Luhut," terang Gibran dilansir dari Rakyat Merdeka, Jumat (30/7/2021).

Menurut Gibran, tingginya angka kematian itu bukan cuma berasal dari warga Solo, tapi dari daerah lain juga. Sebab, selama ini, Rumah Sakit (RS) di Solo juga melayani pasien yang datang dari berbagai daerah.

"Angka kematiannya tinggi, tapi pasiennya bukan dari Solo semua, itu lho. BOR (bed occupancy rate) tinggi, tapi pasien bukan dari Solo semua. Sudah saya jelaskan data-datanya seperti apa," tambahnya.

Ayah Jan Ethes itu menambahkan, dua hari lalu, sudah ada tim dari Koordinator PPKM datang ke Solo. Tim tersebut melakukan asesmen. Pihaknya pun menjelaskan data yang sebenarnya terjadi. "(Sudah) clear semua," tambahnya.

Gibran melihat, Luhut merespons baik penjelasan dari Pemkot Solo. Dia pun kembali menegaskan, RS di Solo tidak boleh menolak pasien yang datang dari daerah mana pun. "(Responsnya) sudah cukup jelas. Yang jelas kan rumah sakit harus menerima semua pasien dan itu nggak masalah buat saya. Artinya, kita dipercaya sama orang," sambungnya.

Saat ini, Gibran tengah menghitung lebih detail jumlah pasien corona yang dirawat di daerahnya. Hal itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan oksigen dan mengetahui penyebab kematian pasien corona.

"Dari data kemarin juga saya pastikan semua dapat akses oksigen, obatnya. Lalu, saya pastikan berapa persen yang belum divaksin, berapa persen yang komorbid. Karena kebanyakan yang meninggal itu belum divaksin dan punya komorbid," jelasnya.

Kemarin, Luhut kembali bicara mengenai pelaksanaan PPKM. Melalui akun instagramnya, @luhut.pandjaitan, dia mengingatkan semua pihak untuk bekerja ekstra keras dalam mengatasi corona, sebagaimana diperintahkan Presiden Jokowi. "Secara khusus Presiden @jokowi menyampaikan kepada kami semua bawahannya untuk bekerja mati-matian menurunkan angka kematian," tulis Luhut.

Luhut mengatakan, Jokowi memberikan perhatian khusus kepada upaya testing, tracing, dan treatment. Jokowi minta hal tersebut ditingkatkan untuk mencegah kematian. "Untuk itu, saya sampaikan kepada seluruh kementerian/lembaga terkait agar selalu mengecek dan melihat keadaan di lingkungan kerja dan tempat tinggal masing-masing. Apakah sudah berjalan pelaksanaan testing, tracing, dan treatment ini," pesannya.

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman paham dengan kondisi yang terjadi di Solo. Sebab, selama ini, Solo menjadi rujukan bagi daerah di sekitarnya. Maka, banyak pasien corona datang ke Solo.

Dia pun berpesan agar semua pasien itu dilaporkan, baik yang meninggal maupun yang berhasil disembuhkan. "Walaupun dia bukan orang Solo, tapi kematian yang terjadi ada di fasilitas itu, tetap wajib dilaporkan," ucap Dicky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: