Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tidak Ada Harapan Damai dari Taliban, Presiden Afghanistan Buka-bukaan Masa Depan...

Tidak Ada Harapan Damai dari Taliban, Presiden Afghanistan Buka-bukaan Masa Depan... Kredit Foto: Getty Images
Warta Ekonomi, Kabul -

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan, selama dua dekade terakhir Taliban kian kejam dan opresif. Hal itu disampaikan saat Taliban mulai merebut dan menguasai kembali sejumlah wilayah di negara tersebut.

“Ya, mereka (Taliban) telah berubah, tapi secara negatif. Mereka tidak mengharapkan perdamaian, kesejahteraan, atau kemajuan,” kata Ghani pada Minggu (1/8/2021) dilaporkan laman Asian News International.

Baca Juga: Roket-roket Taliban Hantam Bandara di Afghanistan, Jubir: Itulah Sasaran Kami

Dia mengungkapkan, pemerintah ingin berdamai. Namun Taliban, dalam pandangan Ghani, menginginkan pemerintah dan rakyat menyerah kemudian tunduk pada mereka.

Pada Minggu lalu, Taliban melancarkan serangan roket ke bandara Kandahar. Aksi itu dilakukan guna menggagalkan operasi serangan udara yang hendak dilakukan pasukan Pemerintah Afghanistan.

“Bandara Kandahar menjadi sasaran kami karena musuh menggunakannya sebagai pusat untuk melakukan serangan udara terhadap kami,” kata juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid saat diwawancara Reuters.

Akibat serangan itu, semua penerbangan di bandara Kandahar ditangguhkan. Sebab tiga roket yang diluncurkan turut merusak landasan pacu. Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka akibat serangan tersebut.

Afghanistan kembali bergejolak setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan menarik seluruh pasukannya dari negara tersebut. Selama ini, Washington merupakan sekutu utama Kabul dalam memerangi Taliban. Proses penarikan personel militer AS ditetapkan tuntas pada 11 September mendatang.

Momen penarikan pasukan AS itu dimanfaatkan Taliban untuk mengintensifkan kampanye serangan ke berbagai wilayah di Afghanistan. Taliban dilaporkan telah menguasai separuh dari 419 distrik di negara tersebut.

Pada Februari tahun lalu, Taliban dan AS telah terlebih dulu mencapai kesepakatan damai. Penarikan pasukan asing dari Afghanistan merupakan salah satu poin yang tercantum dalam perjanjian damai yang disepakati kedua belah pihak. Taliban menolak melakukan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan jika pasukan asing belum hengkang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: