Intelijen Korsel Bilang Korut Lepas Cadangan Beras Tentara buat Rakyat, Pakar Bicara Kemungkinan Ini
Korut (Korut) melepaskan cadangan beras militer darurat karena kekurangan pangannya memburuk. Laporan badan mata-mata Korsel (Korsel) itu keluar pada Selasa (3/7/2021) di tengah gelombang panas dan kekeringan yang mengurangi pasokan negara itu.
Masalah pangan yang dilaporkan Korut datang ketika ekonominya yang hampir mati terus dihantam oleh pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Sementara kelaparan massal dan kekacauan sosial belum dilaporkan, para pengamat memperkirakan situasi pangan Korut semakin memburuk hingga panen musim gugur.
Baca Juga: Larangan Ekspor Metal Ingin Dicabut, Rezim Kim Jong-un Minta Dunia Peduli dengan Korut
Associated Press pada Selasa (3/7/2021) melaporkan bahwa, Badan Intelijen Nasional Seoul mengatakan pada pertemuan komite parlementer tertutup bahwa Korut memasok beras yang disediakan untuk digunakan pada masa perang. Pasokan cadangan itu diberikan kepada warga dengan sedikit makanan, pekerja lain dan lembaga negara pedesaan, menurut Ha Tae-keung, salah satu anggota parlemen yang menghadiri sesi tersebut.
Ha mengutip NIS yang mengatakan gelombang panas dan kekeringan yang berkelanjutan telah memusnahkan beras, jagung dan tanaman lainnya dan membunuh ternak di Korut. NIS mengatakan pandangan kepemimpinan Korut memerangi kekeringan sebagai "masalah keberadaan nasional" dan berfokus pada peningkatan kesadaran publik akan kampanyenya, kata Ha.
Anggota parlemen lainnya, Kim Byung-kee, mengutip NIS yang mengatakan bahwa Korut biasanya membutuhkan sekitar 5,5 juta ton makanan untuk memberi makan 26 juta orangnya tetapi saat ini kekurangan 1 juta ton. Dia mengatakan NIS mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korut kehabisan stok biji-bijian.
Harga beras, hasil panen terpenting di Korut, naik dua kali lipat dari awal tahun ini. Harga sempat stabil di bulan Juli sebelum melonjak lagi, kata Kim mengutip NIS.
Ha mengatakan Korut sedang berusaha mengendalikan harga biji-bijian yang paling sensitif bagi publiknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto