Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Balada Luhut Binsar: Dipercaya Jokowi, Ramai-Ramai Dikritik Politisi PDIP

Balada Luhut Binsar: Dipercaya Jokowi, Ramai-Ramai Dikritik Politisi PDIP Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kerja Luhut Binsar Pandjaitan dalam mengomandoi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai menunjukkan hasil. Meski perlahan, kasus baru Covid-19 mulai turun. Pasien yang berhasil disembuhkan juga makin banyak. Meski begitu, para kader PDIP tampak tidak puas. Mereka terus mengkritisi Luhut.

Hasil PPKM yang berlangsung sejak 3 Juli memang tidak instan. Di awal-awal, kasus corona tetap melonjak. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan, kasus corona mulai turun. Dari penambahan kasus harian yang menyentuh 50.000 pada pertengahan Juli, kini terus menurun.

Baca Juga: Raih Gelar The King of Angin Sorga, Luhut Tertampar Komentar Demokrat

Senin lalu, angkanya turun ke 22.404 kasus baru. Di saat yang sama, jumlah pasien yang berhasil disembuhkan terus naik, bertambah 32.807 orang. Meski begitu, fakta ini tak membuat para kader Banteng kirimkan pujian. Mereka tetap melancarkan kritik, khususnya ke Luhut.

Kritik itu awalnya datang dari Effendi Simbolon. Politisi senior PDIP itu menilai pemerintah telah terjebak pandemi. Menurut anggota Komisi I DPR ini, hal ini terjadi akibat pemerintah tidak sejak awal menerapkan lockdown.

Pernyataan Effendi kemudian dikuatkan Masinton Pasaribu. Anggota Komisi III DPR dari PDIP itu menyebut, kritik Simbolon muncul karena kinerja menteri-menteri di kabinet kurang baik. "Seperti menteri-menteri dan pejabat yang masih mengedepankan kerja-kerja simbolik dan seremonial," ucapnya dilansir dari Rakyat Merdeka, Rabu (4/8/2021).

Secara spesifik, Masinton menyinggung Luhut. Dia mengkritisi pernyataan Luhut di awal PPKM Darurat soal corona terkendali. "Hari ini bilang terkendali, eh besok lusanya malah terjadi lonjakan kasus Covid secara drastis di Jakarta dan Pulau Jawa," sindirnya.

Menurut Masinton, Luhut merupakan tipikal pejabat yang menggampangkan masalah. "Ada Menko yang ditunjuk sebagai koordinator PPKM Darurat, terus malah terjadi lonjakan. Kemudian fasilitas medis untuk perawatan tidak siap, serta mengabaikan kerja mitigasi penanggulangan Covid," ucapnya.

Mantan aktivis 98 ini juga menuding, koordinasi pemerintah dalam menangani pandemi terkesan jalan sendiri. Selain tidak komunikatif, pemerintah kurang responsif menggalang partisipasi masyarakat. "Terkesan nggak ada upaya menggalang partisipasi masyarakat luas," tudingnya.

Melihat kritikan-kritikan itu, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat berusaha menjernihkan. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berharap semua pihak tenang. Tidak menyalahkan satu sama lain. "Kritikan itu boleh dan sah-sah saja, tapi kritikan yang baik adalah tidak hanya pintar saling menyalahkan satu sama lain," tegasnya.

Lebih baik, sambungnya, kritik itu disertai solusi yang konstruktif. Jadi, kritik itu bisa dilaksanakan dan membangun kesadaran kolektif warga untuk bersatu. "Harus memberikan solusi yang konstruktif dan bisa dilaksanakan serta mampu membangun kesadaran kolektif warga untuk bersatu-padu memutus mata rantai pandemi," jelasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin tak heran dengan kritikan keras orang PDIP kepada Luhut. Dia membaca, kritikan ini adalah bagian dari politik. "PDIP bersuara kritis agar dapat simpati publik. Sebab, jika diam, rakyat bisa meninggalkannya," sebut Ujang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: