Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Covid-19 Sudah Lama Ada, Dokter Reisa Blak-blakan: Sudah Ribuan Kali Mutasi

Ternyata Covid-19 Sudah Lama Ada, Dokter Reisa Blak-blakan: Sudah Ribuan Kali Mutasi Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro mengungkapkan keberadaan Covid-19 sudah ada sejak lama. Namun hanya masih dapat menginfeksi binatang saja seperti kelelawar, musang, unta, dan ular.

“Baru sejak tahun1960-an kemudian terindetifikasi Covid sudah bisa menularkan ke manusia. Hingga kini sudah terjadi mutasi ribuan kali,” ujarnya dalam diskusi online Meningkatkan Imun Tubuh di Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Badan Kesehatan Perempuan Amanat Nasional, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Penelitian Ilmiah Buktikan Vaksin Efektif Cegah Kematian dan Melindungi dari Semua Varian COVID-19

Reisa mengatakan hingga kemudian sejauh ini sudah ada 4 jenis Covid alfa yang sudah menyerang manusia di antaranya: hCoV-229e, hCoV-Ni63, hCoV-oc43, dan hCoV-hku1. Secara lebih lanjut kemudian bertransformasi menjadi virus SARS yang sempat muncul pada 2002, virus MERS yang sempat muncul pada 2012, dan terakhir Covid-19 yang muncul pada 2019.

Kemunculan pertama Covid-19 di Wuhan Cina merupakan kemunculan pertamanya dianggap lebih mudah menularkan ke orang lain. Bila tertular, orang tersebut akan membutuhkan perawatan di RS sebanyak 2,6 kali lipat dan membutuhkan penanganan gawat darurat sebanyak 1,667 kali lipat.

“Virus ini penularannya lewat droplet dan aerosol kenapa lebih menular karena ternyata lebih gampang masuk di sel tubuh dan lebih tahan lama di udara dan jumlah virus yang terbentuk  masuk ke tubuh kan untuk memperbanyak diri.

Kini, varian yang paling mematikan merupakan varian Delta. Menurut keterangan WHO, dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan kasus global sampai 80 persen. Bahkan beberapa negara yang sudah menyatakan bebas Covid-19 dengan tidak menggunakan masker kembali menerapkan prokes ketat kembali.

“Indonesia sempat nomer 1 dunia kasus aktif penambahan, kasus meninggalnya banyak juga setiap hari yang meninggal hampir di atas 1500 orang, sempat 2000 orang. Per 2 Agustus kemarin kita dalam posisi 6 dalam penambahan kasus baru sebanyak 22.400. Ini tidak bisa dianggap sepele,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: