Cerita Hermanto Tanoko Berdarah-darah Sukseskan Air Minum Cleo: Saingannya Berat, Bos!
Pemilik Avian Brand, Hermanto Tanoko bercerita tentang pertumbuhan air minum Cleo. Perusahaan ini pertama kali tercipta lantaran Hermanto tak ingin istrinya berada di Avian. Ia ingin Avian diisi oleh profesional, sehingga istrinya yang tadinya mengurus bidang finance dicarikan bisnis baru.
Hermanto berpikir jika istrinya tidak bekerja, ia khawatir istrinya akan 'keluyuran'. Karena itulah ia membeli perusahaan air minum dalam kemasan yang selalu merugi ratusan juta. Akhirnya, perusahaan itu dibelilah oleh Hermanto dan terciptalah Cleo. Perusahaan itu ia temukan saat perjalanan pulang dari kantor Avian ke rumah.
Baca Juga: Dari Home Industry Bersiap IPO, Hermanto Tanoko Buka-Bukaan soal 'Kantong' Avian, Ternyata...
Hermanto melihat saat itu tahun 2003-2004, market leader (merek sebelah) baru IPO. Karena itulah Hermanto semakin semangat mengingat dahulu saingan Avian perusahaan asing yang bisa mereka kalahkan atau dibuat sejajar.
Cleo dipersiapkan dalam sembilan bulan. Dari 2003, baru launching di tahun 2004. Meski sudah booming, ternyata Cleo masih mengalami kerugian. Dari situlah Hermanto belajar bahwa bisnis air minum sangat tidak mudah. Meski ia sudah investasi banyak hal, tetapi Cleo masih juga merugi.
"Air minum ini high volume, low value, itu berat. Terus market competitor-nya raksasa," ujar Hermanto. "Itu berat, you harus berdarah-darah," tambahnya.
Akhirnya, Hermanto terus memotivasi istrinya, mereka pun bekerja dari pagi sampai malam tetapi hasilnya masih merugi. Istrinya sampai-sampai ketika naik pesawat minta naik kelas ekonomi saja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: