Cerita Hermanto Tanoko Berdarah-darah Sukseskan Air Minum Cleo: Saingannya Berat, Bos!
Saat Cleo IPO pada tahun 2017, Hermanto mengaku tak pernah investasi saham. Sekalinya berinvestasi, Hermanto pernah merugi. Karena itu, ketika Cleo melantai di bursa, ia yakin perusahaannya adalah perusahaan yang baik untuk dimiliki masyarakat. Dana yang didapat dari IPO pun dilakukan untuk ekspansi. Semua karyawan Cleo pun semangat untuk terus bertumbuh.
Namun, pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan pada bisnis Cleo. Saham Cleo berdarah-darah masih belum bangkit.
Hermanto pun mengungkap bahwa IPO jangan dijadikan ajang mencari uang, tetapi justru awal menjadikan perusahaan lebih besar.
"Jadi jangan buru-buru IPO, sih, jadikan perusahaan besar sehingga ketika IPO banyak yang tertarik," tandas Hermanto.
Dana yang terkumpul dari IPO pun jangan digunakan untuk membayar utang, tetapi gunakan untuk ekspansi dan akuisisi. Hermanto termasuk pengusaha yang hobi akuisisi, asalkan perusahaan yang diakusisi itu perusahaan yang sehat.
Tan Corp memiliki ratusan PT yang dinaungi dibawahnya serta ribuan karyawan. Karena dunia berubah sangat cepat, Hermanto berujar ia dan timnya hanya membuat rencana kerja dalam tiga tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: