Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

APPI Proyeksikan Lima Poin Utama yang Akan Jadi Masa Depan Industri Keuangan

APPI Proyeksikan Lima Poin Utama yang Akan Jadi Masa Depan Industri Keuangan Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagaimana yang telah diketahui, salah satu hikmah dari pandemi Covid-19 adalah terjadinya percepatan transformasi digital. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyampaikan bahwa beberapa teknologi yang seharusnya baru dapat dinikmati beberapa tahun mendatang, kini sudah mulai digunakan akibat tuntunan dari situasi pandemi.

"Sejak Covid ini justru hal-hal yang harusnya kita nikmati di beberapa tahun ke depan mau tidak mau kita nikmati saat ini. Mungkin perkembangan teknologi digital 1-2 tahun ke depan baru bisa kita nikmati, ternyata (saat) Covid ini sudah kita nikmati, salah satunya zoom meeting," kata Ketua Forum Komunikasi Daerah Batam APPI, Achmad Madany Derry, dalam webinar Kredivo, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: Gandeng BMT Nusantara, BSI Terus Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah

Dampak transformasi digital juga turut dirasakan di sektor layanan jasa keuangan. Menurut Achmad, telah terjadi lompatan penggunaan beberapa transaksi layanan keuangan yang beralih ke bentuk digital secara daring.

"Semua yang tadinya mungkin harus berinteraksi sekarang kita lebih cenderung terjadi peningkatan di aktivitas-aktivitas yang lebih menggunakan digital," imbuhnya.

Perkembangan digitalisasi ini akan terus mengalami peningkatan ke depannya. Ahcmad mengatakan, APPI memproyeksikan lima poin utama gambaran umum masa depan industri keuangan di Indonesia.

"Pertama, industri keuangan akan memperkuat Artificial Intelligence. AI, kalau teman-teman mengenal credit scoring, perusahaan pembiayaan sudah menggunakan credit scoring sejenis segmentasi dengan kondisi melihat pekerjaan, status rumah, history BI checking. Jadi, AI ini kecerdasan yang akan dimaksimalkan di masa depan untuk industri keuangan," paparnya.

Kemudian, poin kedua adalah big data. Menurut Achmad, big data dibutuhkan seiring dengan perkembangan AI agar sistem dapat berjalan dengan lancar. Lalu poin ketiga adalah biometric recognition demi peningkatan keamanan bagi konsumen.

Poin keempat adalah virtual reality. Achmad menjelaskan, "Virtual reality di mana proses akan banyak virtual. Sekarang juga beberapa perusahaan pembiayaan dan perbankan, mulai dari hal kecil seperti pembukaan buku rekening, sudah menggunakan virtual."

Poin terakhir adalah cloud computing untuk menampung kapasitas besar di ruang penyimpanan. "Ini lima poin yang menjadi gambaran masa depan industri keuangan. Kita harus bersiap," tutur Achmad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: