Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Baik! Kasus Aktif Jawa-Bali Turun Signifikan, DKI Jakarta Hingga 90%!

Kabar Baik! Kasus Aktif Jawa-Bali Turun Signifikan, DKI Jakarta Hingga 90%! Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data yang dimiliki Satgas Covid-19, angka kasus aktif di tujuh provinsi Jawa-Bali mulai menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pascapenerapan PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM Level 4. Pencapaian terbesar diraih oleh DKI Jakarta yang berhasil menurunkan kasus aktif sebesar 90,18% dari puncak kasus pada 16 Juli 2021.

"Kalau kita lihat, (kasus aktif) DKI Jakarta sebelumnya naik sampai lebih dari 10 kali lipat. Namun saat ini, dalam kurun waktu 3 minggu ini yang luar biasa turun 90% dari puncak. Ini data per 11 Agustus," ungkap Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, dalam siaran evaluasi perkembangan Covid-19 di kanal Youtube BNBP Indonesia, Kamis (12/8/2021).

Baca Juga: Satgas Covid-19: Angka Kematian Nasional Turun 8,2% dalam 7 Hari Terakhir

Pada 16 Juli lalu, angka kasus aktif DKI Jakarta mencapai 113.083 kasus. Kemudian menurun sebesar 101.982 kasus selama tiga minggu dan kini menjadi 11.101 kasus. Kemudian, penurunan jumlah kasus terbesar kedua dialami oleh Banten yang kasus aktifnya menurun hingga 67,93% dalam kurun waktu dua minggu dari puncak tertinggi di 27 Juli 2021.

Jawa Tengah juga mengalami penurunan dengan total minus 38,5% dari puncak kasus pada 25 Juli 2021. "Jawa Tengah kita lihat juga kenaikannya lebih dari 9 kali lipat yang semula hanya di angka 6.700 naik ke 60 ribu, kemudian sudah mulai turun dua minggu terakhir," jelas Dewi.

Lalu, kasus aktif Jawa Timur menurun 44,80% dalam kurun waktu dua minggu sejak puncak kasus pada 29 Juli 2021. Sementara, D.I.Yogyakarta menurun 20,79% selama enam hari sejak puncak kasus pada 5 Agustus 2021.

Selain itu, Bali yang mengalami kenaikan hampir 20 kali lipat sejak 14 Juni 2021, pekan ini mulai mengalami penurunan sebesar 7,04% dari puncak kasus di 5 Agustus 2021.

"Ini harus kita sampaikan hasil kerja keras kita di tengah kondisi tidak ideal yang kita terbatas untuk melakukan aktivitas, tidak bisa bekerja seperti biasanya dengan pengetatan mobilitas, tapi ini yang kita raih dengan kerja keras kita bersama," tutur Dewi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: