Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberi kabar gembira bagi warga Jakarta terkait penanganan Covid-19. Kata Anies, Ibu Kota kini mulai pulih dari Corona. Kabar baik ini, diumumkan Anies dengan wajah berbinar-binar.
Lewat video panjang berdurasi 23 menit, Anies mengumumkan langsung situasi pandemi di Jakarta yang disiarkan secara daring lewat akun YouTube Pemprov DKI, kemarin. Video diambil dari ruang kerja Anies di Balai Kota, Jakarta.
Baca Juga: Survei: Lengkapi Anies Baswedan di Puncak, Sandi Paling Cocok
Anies yang tampil mengenakan seragam dinas Pemprov DKI dan dibalut rompi ungu bertuliskan Jaki dan Jak Lingko, terlihat sangat percaya diri. Keceriaan terpancar selama memberikan penjelasan.
Intonasi penyampaiannya juga begitu tenang, tertata, dan penuh keharuan. Senyum lebar hampir tak pernah pupus dari wajahnya. Di setiap akhir kalimat yang dia ucapkan, tampak kedua alisnya menjulur ke atas. Pun, sesekali kedua matanya ikut berkedip.
"Alhamdullilah, atas izin Allah, berkat kerja keras begitu banyak pihak, dukungan kedisiplinan dari begitu banyak warga Jakarta, kita semua berhasil menurunkan kurva kasus aktif," kata Anies.
Untuk memastikan ucapannya, Anies menampilkan data berupa grafik penyebaran kasus Corona di Jakarta sejak beberapa bulan terakhir. Anies bilang, terakhir kali kasus Corona Jakarta di bawah 10.000 itu pada tanggal 22 Mei, atau 2,5 bulan yang lalu. Namun, di bulan Juli, kasus naik secara eksponensial hingga menyentuh 14 ribuan kasus aktif per hari.
Akibatnya, tingkat keterisian kamar di rumah sakit penuh, IGD antre, bahkan dirinya harus memutar otak dengan membuat tenda-tenda darurat. Namun, sebulan setelahnya, berkat dukungan semua pihak, Anies mampu menetralisir ketegangan. Penurunan kembali berada di bawah 10.000.
"Kasus aktif ini bisa turun signifikan karena kita bisa menekan penambahan kasus baru," ungkap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Anies lantas menganalogikan penanganan Corona di Jakarta dengan atap bocor. Selain menambah daya tampung air lewat ember, pihaknya juga berupaya menutup atap yang bocor. Maksudnya, menambah ember untuk memperbanyak fasilitas kesehatan menampung warga yang terpapar Corona. Sementara, menutup atap bocor, yakni menekan laju penularan.
"Bila atap bocornya tidak ditambal maka air akan terus-menerus turun dan sebesar apapun ember yang kita siapkan, pasti akan luber juga," beber Anies.
Meskipun Jakarta mulai siuman dan zona hijau makin meluas, Anies memastikan Pemprov DKI tidak akan lengah. Pengawasan terhadap pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 tetap ditingkatkan. Dia beralasan, aturan relaksasi itu sudah diatur secara terintegrasi melalui sistem pelevelan.
"Itu kan ada kriterianya dan kriterianya bisa dibaca oleh siapa saja," imbuh pria kelahiran Yogyakarta itu.
Baca Juga: Anak Buah Prabowo Prediksi Anies Baswedan Tak Bisa Nyapres: KPK Ancamannya
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria juga menyampaikan kabar yang sama. Kata Riza, saat ini Jakarta sudah keluar dari zona merah. Rukun Tetangga (RT) yang berada di zona merah hanya ada tujuh.
"Kemudian zona oranye ada 349 RT, dan 24.011 RT yang sudah hijau. Jadi, kami mulai masuk zona hijau," jelas Ariza, sapaan Ahmad Riza Patria.
Penurunan berangsur ini, kata dia, tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Mulai dari Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, jajaran Forkopimda, komunitas dan dunia usaha, serta dukungan dari seluruh masyarakat dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Mudah-mudahan kami bisa bersama-sama meningkatkan terus kondisi baik ini," imbuh politisi partai Gerindra itu.
Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jumat 13 Agustus, DKI mencatat 1.210 kasus sehingga totalnya menjadi 837.897. Kasus harian di Jakarta lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Barat (2.968 orang), Jawa Tengah (4.223 kasus) dan Jawa Timur (4.178 kasus).
Bukan hanya itu, kasus kesembuhan di DKI juga lebih tinggi dibandingkan kasus harian, yakni 1.570 kasus sehingga totalnya menjadi 815.440. Namun DKI juga mencatat 68 kasus kematian sehingga total menjadi 13.004 kasus. Dengan dinamika data tersebut, maka kasus aktif di DKI Jakarta kembali turun menjadi 9.453. Ini merupakan kasus aktif terendah sejak 22 Mei 2021.
Sehari sebelumnya, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyampaikan keberhasilan Anies menekan laju penularan. Dia menyebut DKI berhasil menurunkan kasus aktif hingga 90,18 persen dalam kurun waktu tiga pekan terakhir. Padahal, sebelumnya kasus aktif di DKI meningkat 10 kali lipat hingga mencapai puncaknya pada 16 Juli 2021.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengapresiasi kinerja Anies cs. Kata dia, Jakarta memang paling konsisten mengendalikan pandemi, terutama perihal 3T: Testing, tracing dan treatment.
"Anies pantas memetik buah kesuksesannya sekarang. Daerah lain bisa mencontoh apa yang dilakukan Anies," tukas Dicky saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, apa yang dikerjakan DKI Jakarta, itu selaras dengan pantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Namun Anies juga harus paham, Jakarta masih di level komunikasi transmisi, terpengaruh dari daerah sekitarnya bahkan dari warga negara asing. Karena kota metropolitan. Ini patut diawasi," pungkas dia, mengingatkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo