Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Pahami Kesulitan Rakyat: Langsung Banjir Pujian

Jokowi Pahami Kesulitan Rakyat: Langsung Banjir Pujian Kredit Foto: Instagram Jokowi

Lantas, kapan Kemenkes mengubah aturan tersebut? Nadia memastikan, revisi ini perlu waktu. Namun, tak perlu waktu lama. Ia berjanji akan segera merilis aturan terbaru terkait batas tertinggi harga tes PCR ini.

"Dalam bulan ini, Agutus," cetus Nadia.

Baca Juga: Soal Mural Jokowi 404:Not Found, Jimly Tegaskan Lambang Negara Itu...

Sebelumnya, Menkes juga sudah memberikan sinyal terkait penurunan harga PCR. Namun harga baru untuk tes PCR nanti, tetap tidak bisa serendah dari India yang hanya berkisar Rp100 ribuan.

"Kita turunkan secara bertahap. Mengenai berapa harga yang pasti, masih dihitung. Berapa harga reagennya sekarang, berapa harga test kitnya?" ujar BGS, begitu Menkes disapa, di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).

Anggota Komisi IX DPR, Alifudin mengapresiasi presiden yang memahami kesulitan rakyat. Ia yakin dengan penurunan harga ini, masyarakat tertarik melakukan deteksi Corona.

"Penurunan ini bisa menggerakkan roda ekonomi. Antusiasme masyarakat untuk menilai dirinya sehat atau tidak secara mandiri akan semangat juga," tuturnya.

Soal permintaan kecepatan hasil tes, Alifudin juga mengapresiasi. Namun, pemerintah harus mengevaluasi SDM dan laboratoriumnya. Misalnya, dengan menambah SDM dan laboratorium di banyak tempat. Hal ini juga harus ditegaskan dalam aturan, sehingga diterapkan ke tingkat daerah.

 

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman juga memuji cepat tanggap Jokowi. Menurutnya, salah satu kelemahan pemerintah dalam penanganan pandemi ini, yakni rendahnya testing. Selama ini, testing yang dilakukan masih didominasi oleh Jakarta dan beberapa kota besar. Artinya, masih ada ketimpangan.

Sementara testing mandiri yang dilakukan rakyat melului tes PCR, cukup memberatkan. Tingginya harga, membuat hanya segelintir orang yang bisa melakukan tes PCR di rumah sakit swasta.

"Itu gak bisa dibebankan ke negara. Dalam rangka itu, labnya harus mudah diakses dan harganya harus terjangkau," terangnya.

Idealnya, berapa tarif tes PCR? Dicky menganggap, angka yang disodorkan presiden sudah realistis. Harga turun, namun masih ada keuntungan bagi penyedia jasa tes. Rasa-rasanya, besaran tarif itu tidak bisa ditawar lagi.

Di balik harga tes PCR, Dicky kembali mengingatkan bahwa yang terpenting dalam penanganan pandemi adalah penguatan testing. Pemeriksaan menggunakan antigen yang harganya lebih ekonomis, namun akurasinya juga tinggi.

"Jangan lupa, masih ada rapid tes antigen. Harganya kalau bisa di kisaran Rp50-60 ribu. Pemerintah perlu tertibkan. Karena ini jadi kunci menemukan kasus sebanyak-banyaknya, dan mencegah penularan. Tidak mesti PCR. Terutama kalau bicara di daerah," pesan Dicky.

Sementara itu, keputusan Jokowi yang akan menurunkan harga PCR disambut gembira kalangan warganet.

"Akhirnya bapak presiden mendengar keluhan rakyat. Nggak kebayang cuan dari lab swasta dan RS swasta yang mematok harga sejuta. Wow cuan kalian banyak banget," cuit @gunawandvd. "Mas @jokowi sungguh bijak, terukur dan terkendali. Tak seperti presiden #Soekarno dan #PakHarto. Tentunyah," puji @kafirliberal.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: