Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elektabilitas Moncer, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Laris Manis,

Elektabilitas Moncer, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Laris Manis, Kredit Foto: Viva

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan sifat survei elektabilitas masih amat dinamis. Semua data masih bisa berubah.

"Survei sifatnya dinamis, bisa saja berubah, bila dulu nama Prabowo Subianto paling unggul sekarang justru Ganjar dan Anies berada di posisi terdepan dari segi keterpilihan (elektabilitas)," jelas Adi Prayitno.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menilai nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memang merupakan dua kutub yang saling bersaingan satu dengan lainnya. Hal inilah yang kata Adi Prayitno yang membuat persepsi publik terhadap kandidat terkuat Capres di 2024 terkunci pada kedua sosok Gubernur tersebut. 

Baca Juga: Jokowi Seperti Menjilat Ludah Sendiri

"Ini membuat survei menempatkan keduanya tertinggi. Pemberitaan di media menempatkan Ganjar dan Anies selalu di spotlight paling sering. Untuk kandidat lainnya ada, tapi yang mendominasi tetap Ganjar dan Anies," kata Adi.

Dia menambahkan, "Kemungkinan bisa ada empat paslon (capres -cawapres). PDI Perjuangan bisa mengusung sendiri. Namun jumlah poros Parpol bisa hanya dua Paslon apabila tidak ada jagoan figur dan logistik yang dominan," ujar Adi.

Sementara itu pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing menyebutkan kedua kandidat memiliki peluang cukup besar apabila dilihat dari statistik kuantitatif.

"Ada ketakutan partai politik apabila tidak mengusung calon dengan elektabilitas tertinggi maka perolehan suara partai akan rendah," ujar Emrus Sihombing.

Saat ini, publik sedang menilai prestasi dan kinerja keduanya Ganjar dan Anies dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di wilayahnya masing-masing. Dia menyebutkan, sosok pemimpin daerah khusus gubernur memiliki kans baik di Pilpres seperti yang terlihat pada Presiden Jokowi di 2014.  

"Sebaiknya setiap partai politik memiliki kader terbaiknya sejak dini sehingga masyarakat dapat menilai rekam jejaknya dalam menjalankan tugas secara leluasa dan tidak mengumumkan di menit-menit terakhir," ujar Emrus.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: