Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Petinggi BIN Soal Taliban yang Kembali Berkuasa di Afghanistan, Dengar Baik-baik!

Kata Petinggi BIN Soal Taliban yang Kembali Berkuasa di Afghanistan, Dengar Baik-baik! Kredit Foto: Getty Images/AFP/Patrick Semansky

Masalah Uighur menjadi bargaining power dimana Afganistan yang berbatasan dengan Provinsi Xinjiang (Uighur) menjadi kunci kendali terhadap tuntutan separatisme. 

Amerika Serikat dan Rusia, keduanya pernah menduduki Afganistan tidak menjadi prioritas. Afganistan dengan kekayaan tambang mineral yang melimpah, memerlukan investasi dan teknologi asing dan RRC yang berbatasan langsung tampaknya menjadi pilihan utama. Separatisme di Xinjiang menjadi agenda selanjutnya antara RRC dengan rezim Afganistan yang baru. 

Taliban memerlukan legitimasi internasional sehingga memerlukan dukungan dari negara Muslim lainnya dan dalam hal ini menyebut empat negara sebagai prioritas yaitu Indonesia, Arab Saudi, Iran, dan Turki. Turki penting terkait soal Uighur yang keduanya mempunyai hubungan suku dan budaya. 

Sedangkan Iran, selain dalam konteks merangkul suku Hazara  yg memeluk Islam Syiah, juga dalam konteks ekonomi untuk akses ke Samudra Hindia via pelabuhan peti kemas Chabahar yang sedang dibangun Iran. 

Arab Saudi juga penting bagi Afganistan terutama bantuan ekonomi. Indonesia dianggap sebagai negara Muslim Sunni moderat yang berpengalaman mengelola persatuan nasional di tengah beragam suku bangsa dan potensi ekonominya besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: