Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas Mural Jokowi, Ngabalin Tunjuk-Tunjuk Said Didu: Menyesatkan...

Bahas Mural Jokowi, Ngabalin Tunjuk-Tunjuk Said Didu: Menyesatkan... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam sebuah acara di salah satu televisi swasta, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, beradu argumen dengan eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, saat membahas masalah mural bergambar mirip Presiden Joko Widodo bertulis '404:Not Found' di Kota Tangerang.

Di salah satu sesi, Ali Ngabalin sampaikan pandangannya dengan menyindir Said Didu yang dinilainya menyudutkan kepolisian karena menghapus mural tersebut. Menurut dia, polisi menghapus mural yang viral itu karena kepentingan ketertiban dan keamanan. Dia meminta Said agar tidak asal bicara yang tak pantas didengar publik.

Baca Juga: Jokowi Beri Hadiah Spesial Buat Pejalan Kaki Asal Wonosobo di Hari Kemerdekaan

"Meskipun itu dugaan, tapi please ruang publik itu tidak bagus kalau Anda menyebutkan polisi itu jangan sampai menjilat dengan ludah yang panjang. Itu tidak baik menurut saya," ujar Ngabalin dilansir VIVA, Kamis (19/8/2021).

Dengan santai, Said pun menjawab pernyataan Ngabalin. Ia menyinggung ucapan politikus bersorban itu soal istilah warga kelas kambing. "Oke, Pak Ngabalin. Tapi, saya kan bukan kelas kambing kan?" tanya Said serata tertawa.

Pun, Ngabalin dengan semangat menjelaskan maksud warga kelas kambing tersebut. Istilah ini digunakan Ngabalin sebenarnya untuk menyindir pembuat mural mirip Jokowi bertulis '404: Not Found'.

"Saya sudah bilang bahwa ini bangsa manusia warga kelas kambing. Tahu nggak kelas kambing? Zaman dahulu, bioskop itu cuma satu biji di Jakarta. Dia duduk di kelas paling depan, kelas kambing namanya. Melihat satu permasalahannya dari sudut kiri dan kanan," jelas Ngabalin.

Said kemudian menimpali omongan Ngabalin. Ia menilai figur Ngabalin yang bagian dari Istana berpenampilan dengan sorban. Namun, ia menyindir Ngabalin sebagai sosok yang kerap mengeluarkan istilah pernyataan kontroversial dan jadi sorotan.

"Ini junior saya, kata-kata itu terlalu keluar. Apalagi Pak Ngabalin kan di Istana. Siapa tahu Istana dianggap seperti itu. Jadi, kata-kata kelas kambing, terus otak sungsang," tutur Said.

"Nggak papa, nggak papa. Semua risiko saya sudah siap semua. Saya sudah siap dengan segala risiko terhadap diri saya," jawab Ngabalin dengan nada meninggi.

Dia mengingatkan Said bahwa pemerintah itu ditugaskan UUD untuk mengelola negara. Kata dia, polisi sebagai institusi negara memiliki tugas yang tanpa perlu menunggu perintah. Begitupun saat menghapus mural mirip Jokowi karena dinilainya mengganggu ketertiban.

"Itu yang mau saya bilang, saya mau menimpa karena pernyataan Anda itu menyesatkan, dan sungguh sangat menyesatkan!" kata Ngabalin.

Lalu, Said merespons Ngabalin dengan mengaku menyesal. Sebab, sebagai bagian Istana, Ngabalin aktif menimpa pernyataan rakyat seperti dirinya. "Saya sangat menyesal bahwa seakan-akan yang bisa menimpa seluruh rakyat adalah orang di Istana seperti Pak Ngabalin," ujar Said.

Ngabalin kembali memotong penjelasan Said yang belum selesai bicara. "Bukan, pernyataan Pak Said Didu itu yang harus ditutupi. Harus ditimpa karena pernyataan itu kalau tidak segera dibantah, Anda punya pernyataan menyesatkan rakyat Indonesia," kata Ngabalin dengan nada meninggi sambil menunjuk-nunjuk ke arah Said.

Kata dia, sebagai mantan birokrat yang sudah 30 tahun di pemerintahan, seharusnya Said tak mengeluarkan pernyataan menyesatkan. "Itu menurut saya yang tidak benar," tutur Ngabalin.

"Sudah beribu-ribu kali saya sudah mendengar kata-kata Pak Ngabalin menyesatkan," kata Said.

"Sejuta kali, bukan beribu kali," ujar Ngabalin menimpali.

"Ya, sejuta kali selalu mengatakan orang lain menyesatkan. Hanya dia yang benar," ujar Said.

Belum selesai Said bicara, Ngabalin memotong kembali dan meminta agar pernyataannya segera dibantah. "Saya bantah pernyataan Anda," tutur Said.

"Supaya berguru kepada tuan gurunya. Semua orang dibilang dungu, dibilang dungu," kata Ngabalin sambil menunjuk-nunjuk Said lagi.

Presenter acara tersebut, Andromeda Mercury, memotong perdebatan dan meminta Ngabalin menahan ucapannya. "Biarkan saja dia yang bicara," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: