Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas Mural Jokowi, Ngabalin Tunjuk-Tunjuk Said Didu: Menyesatkan...

Bahas Mural Jokowi, Ngabalin Tunjuk-Tunjuk Said Didu: Menyesatkan... Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Andromeda meminta Said melanjutkan bicara karena memang gilirannya. Pun, ia meminta agar Ngabalin beri kesempatan Said menyampaikan penjelasan. "Ini momentumnya, silakan Pak Said Didu bicara," kata Ngabalin.

"Pernyataan apa, pernyataan apa yang saya sampaikan?" tanya Said.

Baca Juga: Roy Suryo vs Ngabalin Panas...

Ngabalin pun membalas dengan menyinggung lagi istilah warga negara kelas kambing. Ia menegaskan tidak pernah menutup-nutupi istilah pernyataan tersebut. Ia meminta agar Said juga tak menutup-nutupi ucapan yang sudah disampaikan olehnya sendiri.

"Dan, saya siap berhadapan dengan siapa saja. Karena negara ini harus aman Pak. Sorry, sorry saya sudah siap ambil risiko itu," lanjut Ngabalin. "Ketertiban adalah tanggung jawab polisi. Bagaimana mungkin semua tindakan polisi Anda anggap untuk menuduh bilang kepada penguasa. Jangan begitu dong," tutur Ngabalin.

"Saya menyatakan siapa tahu ada yang berpendapat seperti itu," ujar Said.

Lagi-lagi Ngabalin memotong penjelasan Said. Ia menyebut lawan debatnya itu sedang bersilat lidah. "Nggak boleh Anda bersilat lidah begitu. Tidak baik seperti itu," tutur Ngabalin.

Said seraya tertawa menanggapi Ngabalin. "Masih mau memaki?" kata Said bertanya ke Ngabalin.

Ia kemudian menjawab dengan memberikan penjelasan soal pernyataannya yang dipersoalkan Ngabalin. Said menyinggung aparat yang menghapus mural. Padahal, Jokowi disebut tak mempersoalkan mural tersebut.

"Jadi, saya katakan hentikan cara-cara seperti itu. Jangan sampai ada aparat yang bertindak dan dibiarkan. Dan, seakan-akan dengan melakukan tindakan yang berbeda dengan Pak Presiden mengharapkan sesuatu. Itu yang harus dihentikan," tutur Said.

Ngabalin kembali merespons dengan menyinggung Pasal 310 ayat 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Kata dia, dalam pasal itu, meletakkan gambar seperti mural itu juga ada aturannya. "Kebebasan itu diatur UUD 1945, tetapi UU Nomor 9 Tahun 2009, menjelaskan seluruh kebebasan itu diatur Undang-Undang," ujar Ngabalin.

Roy Suryo yang juga hadir dalam acara tersebut sempat memotong Ngabalin agar bicara sesuai data karena juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Lalu, Ngabalin menanggapi Roy Suryo dengan menyampaikan kembali bahwa cara polisi yang menghapus mural itu sesuai dengan perintah UU.

"Untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan di situ. Polsek lho. Masak urusan polsek atas perintah Istana pak Said?" kata Ngabalin.

Mendengar pernyataan Ngabalin, Said merasa bingung. Lantas, ia bertanya kepada eks politikus Partai Bulan Bintang itu. "Siapa yang katakan itu, siapa yang kata-kata Istana?" tanya Said.

"Seluruh republik semua hampir melihat itu. Hampir semua media," jawab Ngabalin.

"Saya tidak pernah bilang," kata Said.

"Nggak, saya mau bilang di ruangan ini, kita juga harus menjelaskan," tutur Ngabalin.

"Ya sudah lah. Mari kita benarkan yang maha benar," ujar Said menyindir Ngabalin.

"Masak sih, orang menghapus mural atas perintah Istana," kata Ngabalin.

"Jangan lah merasa paling benar. Nggak, tidak ada yang menyatakan seperti itu," tutur Said.

"Tugas saya melakukan deseminasi terhadap semua informasi miring terhadap penyelenggara negara," kata Ngabalin.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: