Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Perbedaan Mujahidin dan Taliban: Dari Perang Soviet hingga Perjuangan Afghanistan

Mengenal Perbedaan Mujahidin dan Taliban: Dari Perang Soviet hingga Perjuangan Afghanistan Kredit Foto: Redux/Anzenberger - Agostino Pacciani

Untuk berbagai alasan, pemerintah asing juga mendukung mujahidin dalam perang melawan Soviet. AS telah terlibat dalam detente dengan Soviet, tetapi langkah ekspansionis mereka ke Afghanistan membuat marah Presiden Jimmy Carter.

AS akan terus memasok uang dan senjata kepada mujahidin melalui perantara di Pakistan selama konflik berlangsung (AS masih kesal dengan kekalahannya dalam Perang Vietnam, jadi negara itu tidak mengirim pasukan tempur) Republik Rakyat China juga mendukung mujahidin, seperti halnya Arab Saudi.

800px-Reagan_sitting_with_people_from_the_Afghanistan-Pakistan_region_in_February_1983.jpg

Reagan duduk bersama orang-orang Mujahidin dari wilayah Afghanistan-Pakistan pada Februari 1983. Foto Ronald Reagan Presidential Library, U.S. National Archives and Records Administration/Michael Evans

Mujahidin Afghanistan pantas mendapat bagian terbesar dari pujian atas kemenangan mereka atas Tentara Merah. Berbekal pengetahuan mereka tentang daerah pegunungan, kegigihan mereka, dan keengganan mereka untuk mengizinkan tentara asing menyerbu Afghanistan, gerombolan kecil mujahidin yang sering tidak diperlengkapi dengan baik melawan salah satu negara adidaya dunia untuk bermain imbang. Pada tahun 1989, Soviet terpaksa mundur secara memalukan, setelah kehilangan 15.000 tentara.

Bagi Soviet, itu adalah kesalahan yang sangat mahal. Beberapa sejarawan menyebutkan biaya dan ketidakpuasan atas Perang Afghanistan sebagai faktor utama runtuhnya Uni Soviet beberapa tahun kemudian.

Bagi Afghanistan, itu juga merupakan kemenangan yang pahit; lebih dari 1 juta warga Afghanistan tewas, dan perang melemparkan negara itu ke dalam keadaan kekacauan politik yang akhirnya memungkinkan fundamentalis Taliban untuk mengambil alih kekuasaan di Kabul.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: