Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Taliban Bisa Kaya Raya Dari Mana? Di Sinilah Ladang Uang yang Terus Digali untuk Keperluan Perang

Taliban Bisa Kaya Raya Dari Mana? Di Sinilah Ladang Uang yang Terus Digali untuk Keperluan Perang Kredit Foto: AP Photo/Zabi Karimi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Militan Taliban di Afghanistan telah tumbuh lebih kaya dan lebih kuat sejak rezim fundamentalis Islam mereka digulingkan oleh pasukan AS pada tahun 2001.

Pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020, Taliban dilaporkan menghasilkan US$1,6 miliar, menurut Mullah Yaqoob, putra mendiang pemimpin spiritual Taliban Mullah Mohammad Omar. Dia adalah orang mengungkapkan sumber pendapatan Taliban dalam sebuah laporan rahasia yang ditugaskan oleh NATO dan kemudian diperoleh oleh Radio Free Europe/Radio Liberty.

Baca Juga: Gawat! Taliban Bilang Ratusan Pejuangnya Bergerak Menuju Lembah Panjshir

Sebagai perbandingan, pemerintah Afghanistan menghasilkan $5,55 miliar selama periode yang sama. Dikutip laman Raw Story, Senin (23/8/2021), berikut rincian penghasilan Taliban yang menjadikannya kelompok militan kaya.

Siapa yang mendanai Taliban?

Saya mempelajari keuangan Taliban sebagai analis kebijakan ekonomi di Pusat Studi Afghanistan. Dari sinilah uang mereka berasal.

1. Narkoba – $416 juta

file-20201207-23-3rzian.jpg?ixlib=rb-1.1.0&q=45&auto=format&w=600&h=400&fit=crop&dpr=1

Afghanistan menyumbang sekitar 84% dari produksi opium global selama lima tahun yang berakhir pada tahun 2020, menurut Laporan Obat Dunia PBB 2020.

Sebagian besar keuntungan obat-obatan terlarang itu pergi ke Taliban, yang mengelola opium di daerah-daerah di bawah kendali mereka. Kelompok tersebut mengenakan pajak 10% untuk setiap mata rantai dalam rantai produksi obat, menurut laporan tahun 2008 dari Unit Penelitian dan Evaluasi Afghanistan, sebuah organisasi penelitian independen di Kabul.

Itu termasuk petani Afghanistan yang membudidayakan opium, bahan utama opium, laboratorium yang mengubahnya menjadi obat, dan pedagang yang memindahkan produk akhir ke luar negeri.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: