Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar: Efek Taper Tantrum FED 2021/22 Tidak Separah 2013, Namun Waspada!

Pakar: Efek Taper Tantrum FED 2021/22 Tidak Separah 2013, Namun Waspada! Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su

"Utang swasta lebih besar di level US$207.2 miliar di Juni 2021 dibandingkan US$142.5 miliar di Juni 2013. Defisit fiskal yang tinggi 5.7 persen dibandingkan 2.3 persen di 2013 akibat digenjot untuk stimulus fiskal menangani dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi Covid-19.Rasio utang pemerintah terhadap PDB yang besar mencapai 41.63 persen dibandingkan 24.94 persen di 2013. Total utang nasional baik swasta dan pemerintah lebih besar di level Rp6.554 triliun di Juni 2021 dibandingkan Rp2.375 triliun di Juni 2013," ujar ANH.

ANH berharap kerentanan tersebut harus dapat diantisipasi dengan melakukan debt management terhadap SBN, utang swasta dan utang BUMN dengan lebih baik.

Baca Juga: Percepat Pemulihan Ekonomi, ini yang Dilakukan OJK

Di saat yang bersamaan, jelas ANH, defisit pada neraca transaksi berjalan saat ini disebutnya dapat dikatakan berada pada level manageable. Defisit neraca transaksi berjalan 2020 sebesar -0.4 persen PDB atau US$4.7 miliar bandingkan sebesar -3.19 persen PDB atau US$29.1 miliar. Dengan demikian, depresiasi rupiah yang diprediksi sebagai dampak ikutan tapering off 2021 tidak terlalu dalam.

"Rupiah terdepresiasi diprediksi paling dalam di level Rp15.000 pada saat tapering diumumkan. Adapun dampak lain seperti meningkatnya imbal hasil surat utang (Yield SUN) akibat tapering off dapat dinormalisasi melalui pembelian SUN oleh Bank Indonesia," tambah ANH.

ANH menjelaskan bahwa Bank Indonesia melalui SKB III dari Skema Burden Sharing 2021-2022 telah menjadi standby buyer baik di pasar primer maupun di pasar sekunder sehingga risiko peningkatan Yield SBN dapat diminimalisasi.

"Dengan intervensi BI tersebut, semoga dampak tapering off 2021/22 terhadap depresiasi rupiah masih dalam batas fundamentalnya yang wajar. Semoga," ujar ANH.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: