Perlengkapan Militer Warisan Amerika Lengkap, Lalu Mau Taliban Apakan? Pakar Bicara Kemungkinannya
Taliban menguasai sebagian besar peralatan militer canggih Amerika Serikat. Yang terbaru adalah Black Hawks dan Humvees, perangkat keras militer, yang sukses direbutnya dari para tentar AS. Namun, perlengkapan tempur apa lagi yang diwarisi Taliban?
Sementara ada pertanyaan tentang kekuatan udara Taliban, para ahli sepakat bahwa mereka memiliki pengalaman untuk menangani senjata canggih, senapan dan kendaraan. Dan ada banyak dari mereka di Afghanistan.
Baca Juga: Taliban Bukan Lagi Sekelompok Tentara Bobrok, Black Hawk dan Humvee Amerika Kini di Tangannya
Mengutip laporan BBC, antara tahun 2003 dan 2016, AS menurunkan sejumlah besar perangkat keras militer pada pasukan Afghanistan yang berperang bersama: 358.530 senapan dari berbagai merek, lebih dari 64.000 senapan mesin, 25.327 peluncur granat dan 22.174 Humvee (kendaraan segala medan), menurut Laporan Akuntabilitas Pemerintah AS.
Setelah pasukan NATO mengakhiri peran tempur mereka pada tahun 2014, tentara Afghanistan ditugaskan untuk mengamankan negara. Saat berjuang untuk melawan Taliban, AS menyediakan lebih banyak peralatan dan mengganti peralatan militer yang sudah tua.
Ini memasok hampir 20.000 senapan M16 pada tahun 2017 saja. Pada tahun-tahun berikutnya, ia menyumbangkan setidaknya 3.598 senapan M4 dan 3.012 Humvee di antara peralatan lainnya untuk pasukan keamanan Afghanistan antara 2017 dan 2021, menurut Sigar.
Apa yang bisa dilakukan Taliban dengan persenjataan barunya?
Itu tergantung kitnya.
Menangkap pesawat mungkin mudah bagi Taliban, tetapi mengoperasikan dan memeliharanya akan sulit, kata Dr Jonathan Schroden, direktur kelompok konsultan CNA dan mantan penasihat pasukan AS di Afghanistan. Suku cadang sering kali perlu diservis dan terkadang diganti, dan angkatan udara bergantung pada tim teknisi yang bekerja untuk menjaga kelaikan udara setiap pesawat.
Sebagian besar pesawat dipelihara oleh kontraktor swasta AS yang telah mulai pergi bahkan sebelum serangan Taliban di kota-kota dan provinsi dimulai pada bulan Agustus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto