Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadir Bawa Duka, Pergi Bawa Luka, Amerika Bikin Banyak Warga Afghanistan Teriak 'Kami Bukan ISIS'

Hadir Bawa Duka, Pergi Bawa Luka, Amerika Bikin Banyak Warga Afghanistan Teriak 'Kami Bukan ISIS' Kredit Foto: Getty Images/Anadolu Agency/Haroon Sabawoon

Serangan AS dilakukan, kata seorang pejabat keamanan AS, ketika sekitar 1.000 warga sipil di Bandara Kabul menanti diterbangkan keluar dari Afghanistan sebelum pasukan asing terakhir meninggalkan negara itu. 

"Kami ingin memastikan setiap warga asing dan mereka yang berisiko dievakuasi hari ini. Pasukan akan mulai diterbangkan segera setelah proses itu berakhir," kata pejabat tersebut. Militer AS juga mengklaim berhasil menghalau misisl yang ditembakkan ke bandara di Kabul, kemarin. 

Baca Juga: Awalnya Target ISIS, Drone Mematikan Amerika di Bandara Kabul Justru Tewaskan 9 Anggota Keluarga

Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan akan tetap pada tenggat yang telah diputuskan untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan pada Selasa (31/8). Seorang pejabat AS mengatakan pada Sabtu (28/8) bahwa jumlah tentara AS yang masih berada di Kabul kurang dari 4.000 orang.

AS dan sekutunya telah mengangkut sekitar 114.400 orang, termasuk warga Afghanistan yang berisiko menjadi sasaran Taliban, keluar dari negara itu dalam dua pekan terakhir. Namun, puluhan ribu lainnya akan ditinggalkan.

Evakuasi lewat udara yang merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah ini menandai berakhirnya 20 tahun misi koalisi negara-negara Barat di Afghanistan. Misi itu dimulai sejak pasukan sekutu pimpinan AS menjatuhkan pemerintah Taliban yang dituding melindungi para pelaku serangan 11 September 2001 di AS.

Bab terakhir keberadaan mereka di Afghanistan tiba setelah AS dan Taliban sepakat untuk mengakhiri keterlibatan asing pada 31 Agustus tahun ini. Menyusul kesepakatan itu, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang didukung negara runtuh setelah para pejuang Taliban menyapu seluruh negara itu dan mengambil kendali atas ibu kota Kabul.

"Kami mencoba setiap pilihan karena nyawa kami terancam. Mereka (pemerintah asing) harus menuntun kami ke jalan keselamatan. Kami harus tinggalkan Afghanistan atau mereka memberi kami tempat yang aman," kata seorang perempuan di bandara.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: