Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia dalam Pembicaraan, Mampukah Taliban Bikin Pemerintahan Inklusif yang Naungi Semua Rakyat?

Indonesia dalam Pembicaraan, Mampukah Taliban Bikin Pemerintahan Inklusif yang Naungi Semua Rakyat? Kredit Foto: Reuters/Stringer

'Sarang bagi teroris'

Sementara itu, Indonesia dan negara tetangga Malaysia sama-sama mengutuk pemboman yang terjadi pada hari Kamis di dan sekitar bandara Kabul, yang diklaim oleh ISIS-K, cabang kelompok militan Negara Islam (IS) Afghanistan.

Dua pemboman serentak terjadi di malam hari, beberapa jam setelah kedutaan besar Barat mendesak orang-orang untuk meninggalkan daerah itu karena ancaman serangan teror oleh cabang regional ISIS.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan ISIS-K dengan Taliban di Afghanistan

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan serangan itu "hanya akan semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Afghanistan."

“Malaysia meminta semua pihak terkait untuk memberikan prioritas utama mereka pada keselamatan serta perlindungan semua warga sipil, termasuk mereka yang ingin meninggalkan negara itu,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Hikmahanto Juwana, seorang profesor hukum internasional di Universitas Indonesia, mengatakan pertemuan dengan Taliban penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kekhawatiran tentang dampak keamanan dalam negeri dari kembalinya Taliban ke kekuasaan.

Indonesia ingin “memastikan Afghanistan tidak menjadi sarang teroris,” kata Hikmahanto kepada BenarNews.

“Banyak negara memiliki kepedulian yang sama dan menteri luar negeri telah mengartikulasikannya,” katanya.

Wawan Hari Purwanto, juru bicara Badan Intelijen Nasional (BIN), pekan lalu mengatakan perkembangan di tingkat global dan regional mempengaruhi pergerakan kelompok militan di Indonesia.

BIN “telah mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memperkuat deteksi dini dan pencegahan dini, terutama mengenai kelompok yang memiliki kemiripan ideologi dengan Taliban,” katanya kepada BenarNews.

Pihak berwenang Indonesia juga sedang menyelidiki laporan bahwa beberapa militan Indonesia termasuk di antara mereka yang dibebaskan oleh Taliban dari sebuah penjara dekat Kabul awal bulan ini.

Pada hari-hari menjelang pengambilalihan Taliban di Afghanistan, polisi Indonesia menangkap puluhan tersangka anggota kelompok militan Jemaah Islamiyah dalam penyisiran nasional.

Pada 20 Agustus, polisi mengumumkan bahwa tersangka JI telah merencanakan untuk melakukan serangan teroris pada 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia.

Pihak berwenang Indonesia telah menyalahkan Jemaah Islamiyah, afiliasi al-Qaeda, atas pemboman Bali tahun 2002 – serangan teroris paling mematikan di negara itu. Pada saat itu, anggota kelompok tersebut termasuk orang Indonesia yang telah berlatih dengan al-Qaeda di Afghanistan dan veteran perang Indonesia di Afghanistan yang diduduki Soviet.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: